Diabetes merupakan salah satu penyakit yang dapat mematikan penderitanya, penyakit yang di Indonesia dikenal dengan nama penyakit gula atau kencing manis. Diabetes artinya mengalir cairan secara terus menerus, mellitus artinya madu atau manis. Jadi istilah ini menunjukan tentang keadaan tubuh penderita, yaitu adanya cairan manis yang mengalir terus. Penyakit Diabetes mellitus ini biasa timbul secara mendadak pada anak-anak dan orang dewasa muda. Pada Lansia, penyakit ini sering muncul tanpa gejala dan kerap baru diketahui bila yang bersangkutan melakukan pemeriksaan kesehatan rutin. Apabila tidak segera di di atasi akan berbahaya. Ketika lansia sendiri menderita diabetes maka pankreas tersebut tidak dapat menghasilkan cukup insulin untuk menyerap gula yang diperoleh dari makanan.
Rabu 23 November 2011 RSA UGM yang berada di Jl. Kabupaten No.1-3 Ring Road Utara Kronggahan – Sleman – Yogyakarta menggelar seminar tentang penanggulangan diabetes khususnya untuk para lansia. Dalam seminar tersebut Dr Putu menghimbau kepada para kader yang hadir dalam seminar yang diselenggarakan di RSA UGM. “Apabila Anda atau lansia di dekat anda mengalami beberapa gejala tersebut, ada baiknya Anda memperhatikan keadaan keluarga anda. Khususnya bagi yang mempunyai keluarga usia lanjut atau lansia, salah satunya dengan melakukan pengecekan untuk mengetahui kadar gula darah. Secara umum, tegasnya. Beliau juga menambahkan beberapa gejala yang terjadi antara lain: “Sering buang air kecil, Sering merasa sangat haus, Sering lapar, Jika mengalami luka, butuh waktu lama untuk dapat sembuh,“ tambahnya. Dampak lain yang dapat terjadi antara lain Apabila penyakit ini dibiarkan tidak terkendali atau penderita khusunya lansia tidak menyadari penyakitnya bertahun tahun kemudian akan timbul berbagai komplikasi kronis yang berkaitan fatal, seperti penyakit jantung, terganggunya fungsi ginjal, kebutaan, pembusukan kaki yang kadang memerlukan amputasi, atau timbulnya impotensi yang sangat merisaukan. Fenomena yang terjadi lansia yang terkena diabetes sulit dalam penangannya, lansia cenderung sulit untuk tidak mengkonsumsi gula, makanan berlemak, dan makanan dengan karbohidrat tinggi. Bagi para keluarga yang merawat lansia seharusnya dapat meminimalisasi efek dari makanan yang dilarang untuk di konsumsi para lansia.
Cara mengatasi diabetes bagi para lansia antara lain konsultasikan dengan dokter dan ikuti anjuran dokter dengan penuh disiplin. Perbanyak melakukan aktivitas fisik minimal 30 menit setiap hari diantaranya, berenang, bersepeda, jogging, jalan cepat, serta rajin memeriksakan kadar gula urine setiap tahun. Selain itu perlu melakukan diet, karena diet merupakan langkah awal dari usaha untuk mengendalikan diabetes. Namun, sebaiknya ketika melakukan diet, perlu juga dibarengi dengan olah raga secara teratur. Tidak kalah pentingnya, lakukan pemeriksaan darah untuk mengukur kadar gula diabetes, yang merupakan suatu gangguan kelainan kadar gula darah karena rusaknya sel beta pankreas, sehingga perlu dikontrol dengan cermat. Pola makan. Asupan makanan bagi penderita diabetes sangatlah penting untuk mengatasi diabetes. Dan makanan-makanan yang boleh di konsumsi oleh penderita diabetes, seperti apel, kayu manis, jeruk, ikan air dingin, makanan kaya serat, kacang-kacangan, teh hijau, bayam, coklat hitam, steak, cuka
Pola hidup menurunkan berat badan. Lemak dalam tubuh dapat menyerap insulin. Hindari makanan berlemak, diawetkan atau goreng-gorengan. Sebaliknya, pilih makanan yang berserat tinggi dan glukosa kompleks. Kurangi makanan manis atau yang berkalori tinggi yang mengandung banyak glukosa. Minum banyak air, berolahraga secara teratur, hindari stres, hindari alkohol atau softdrink. Hindari merokok. Penderita diabetes yang merokok bahkan lebih berisiko, karena kebiasaan mereka merusak jantung serta sistem sirkulasi, dan mempersempit pembuluh darah. Sebuah referensi menyatakan bahwa 95 persen amputasi yang berkaitan dengan diabetes dilakukan pada para perokok.
Ketika di temui di akhir acara, Dokter yang tinggal di Jl HOS Cokroaminoto 59 menuturkan, “Dengan pelatihan kader yang hadir dalam seminar tersebut, diharapkan mereka dapat mengimplementasikan apa yang mereka peroleh disini untuk pengabdian kepada masyarakat khusunya untuk penanggulangan diabetes bagi para lansia,“ ujarnya. “Minimal para kader tau akan tanda-tanda penyakit Diabetes melitus bagi lansia,“ tambahnya. Mengingat para penderitanya sebagian adalah para lansia, maka para kader sendiri harus mampu mendeteksi secara dini tanda-tanda awal penyakit diabetes yang menyerang lansia. Sangat di perlukan tindakan preventif dan kesabaran untuk merawat lansia yang terkena diabetes. Lansia cenderung mempunyai emosi yang tinggi dan tidak bisa menggunakan rasionya secara baik. Lansia sendiri tingkat kecerdasannya semakin berkurang sehingga perlu adanya ketelatenan dalam melakukan pendekatan agar lansia tidak mengalami gangguan emosional. Perlunya motivasi untuk menyemangati para penderita diabetes khusunya para lansia, dengan memberikan dukungan salah satunya dengan pendekatan-pendekatan kepada penderita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H