Mohon tunggu...
Kurnia Widyasari
Kurnia Widyasari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Pendidikan Ganesha

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Sel Surya Perovskit

6 Oktober 2024   09:45 Diperbarui: 6 Oktober 2024   09:45 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Sel surya perovskit telah menjadi fokus utama dalam penelitian energi terbarukan karena potensi efisiensinya yang tinggi dan biaya produksi yang rendah. Sel ini menggunakan bahan perovskit sebagai semikonduktor aktif, yang menawarkan keunggulan dalam hal efisiensi dan stabilitas. Artikel ini akan membahas lapisan-lapisan pada solar cell perovskit, mekanisme proses annealing pada lapisan perovskit, faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas lapisan perovskit, serta kemajuan dan tantangan yang dihadapi dalam pengembangan sel surya perovskit.

Lapisan-Lapisan Pada Solar Cell Perovskit

Solar cell perovskit umumnya terdiri dari beberapa lapisan, yaitu:

  • Lapisan Substrat: Sebagian besar sel surya perovskit menggunakan kaca atau bahan fleksibel sebagai substrat untuk mendukung struktur sel.
  • Lapisan Transport Elektron (ETL): Lapisan ini berfungsi untuk mengumpulkan dan mengangkut elektron dari lapisan aktif ke sirkuit eksternal. Material yang umum digunakan untuk ETL adalah TiO (Titanium Dioxide) dan ZnO (Zinc Oxide).
  • Lapisan Perovskit: Ini adalah lapisan aktif yang mengubah energi cahaya menjadi energi listrik. Komposisi umum dari lapisan ini adalah perovskit organik-inorganik, seperti CHNHPbI, yang dikenal karena efisiensinya yang tinggi.
  • Lapisan Transport Lubang (HTL): Lapisan ini berfungsi untuk mengumpulkan dan mengangkut lubang (hole) ke sirkuit eksternal. Bahan yang sering digunakan termasuk PEDO dan Spiro-OMeTAD.
  • Lapisan Elektrode: Ini adalah lapisan konduktif yang menghubungkan sel surya dengan sirkuit luar. Umumnya terbuat dari logam seperti emas atau perak.

Mekanisme Proses Annealing Pada Lapisan Perovskit

Proses annealing merupakan langkah krusial dalam pembuatan sel surya perovskit. Proses ini melibatkan pemanasan lapisan perovskit setelah deposisi untuk meningkatkan kualitas kristal dan memperbaiki morfologi lapisan. Berikut adalah mekanisme umum dari proses annealing:

  • Pemanasan: Lapisan perovskit dipanaskan pada suhu tertentu (misalnya, antara 100-200 C) untuk memfasilitasi pertumbuhan kristal.
  • Pertumbuhan Kristal: Suhu tinggi memungkinkan partikel-partikel dalam lapisan perovskit untuk bergerak lebih bebas, yang meningkatkan pengikatan antar molekul dan mengurangi cacat kristal.
  • Reorganisasi Struktur: Proses ini juga membantu dalam menghilangkan pelarut yang mungkin tersisa dan mempromosikan reorganisasi struktur, yang penting untuk meningkatkan efisiensi.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Lapisan Perovskite

Kualitas lapisan perovskit sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain:

  • Kualitas Bahan Baku: Penggunaan bahan baku berkualitas tinggi sangat penting untuk mendapatkan lapisan perovskit yang homogen dan bebas cacat.
  • Teknik Deposisi: Metode deposisi, seperti spin coating, vapor deposition, dan slot-die coating, dapat mempengaruhi morfologi dan ketebalan lapisan perovskit.
  • Kondisi Proses Annealing: Suhu dan durasi annealing harus diatur dengan hati-hati untuk mencapai struktur kristal yang optimal.
  • Lingkungan: Kelembapan dan kontaminasi atmosfer dapat memengaruhi stabilitas dan kinerja lapisan perovskit.

Kemajuan dan Tantangan Sel Surya Perovskit

Kemajuan dalam teknologi sel surya perovskit telah menunjukkan peningkatan efisiensi yang signifikan, dengan beberapa penelitian melaporkan efisiensi di atas 25%. Selain itu, proses produksi yang relatif sederhana dan biaya yang rendah menjadikan sel surya perovskit menarik untuk komersialisasi. Namun, tantangan tetap ada, termasuk:

  • Stabilitas Jangka Panjang: Sel surya perovskit seringkali menunjukkan degradasi ketika terpapar kelembapan, panas, dan sinar UV. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk meningkatkan stabilitas material ini.
  • Masalah Lingkungan: Banyak sel surya perovskit menggunakan timbal, yang berpotensi berbahaya bagi lingkungan. Pengembangan bahan alternatif yang lebih ramah lingkungan menjadi prioritas.
  • Skalabilitas: Meskipun penelitian laboratorium menunjukkan hasil yang menjanjikan, tantangan dalam memproduksi sel surya perovskit secara massal dan dengan kualitas yang konsisten masih harus diatasi.

Sel surya perovskit menawarkan potensi yang besar dalam pengembangan energi terbarukan. Dengan memahami lapisan-lapisan, mekanisme annealing, dan faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas lapisan, serta mengatasi tantangan yang ada, kita dapat mengharapkan kemajuan lebih lanjut dalam teknologi ini. Penelitian yang berkelanjutan dan inovasi dalam teknik dan material akan menjadi kunci untuk mencapai komersialisasi yang sukses dari sel surya perovskit.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun