KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 2.3.a.8 Â COACHING UNTUK SUPERVISI AKADEMIK
Nama           :  Kurnia Apriyani Gulo, S.Pd
CGP Angkatan  :  6
Unit Kerja      :  SMA Negeri 1 Gunungsitoli
Provinsi        :  Sumatra Utara
BEBERAPA HAL YANG TELAH SAYA PAHAMI TENTANG COACHING
Coaching merupakan proses kolaborasi yang fokus pada solusi, berorientasi pada hasil dan sistematis, dimana coach memfasilitasi peningkatan atas performa kerja, pengalaman hidup, pembelajaran diri dan pertumbuhan pribadi dari sang coachee. Coaching merupakan salah satu metode yang efektif untuk diterapkan dalam bidang pendidikan yang prosesnya berpusat pada siswa. Keterampilan coaching perlu dimiliki para pendidik untuk menuntun segala kekuatan kodrat (potensi) agar mencapai keselamatan dan kebahagiaan sebagai manusia maupun anggota masyarakat. Sesuai dengan filosofi Khijar Dewantara yang menekankan bahwa tujuan pendidikan itu 'menuntun' tumbuhnya atau hidupnya kekuatan kodrat anak sehingga dapat memperbaiki lakunya ( Modul 1.1) Coaching merupakan peran yang sangat penting karena dapat digunakan untuk menggali potensi diri sekaligus mengembangkannya dengan berbagai strategi yang disepakati bersama. Proses coaching yang berhasil akan menghasilkan kekuatan bagi coach dan coachee untuk mengembangkan diri secara berkesinambungan.  Coaching sebagai kunci pembuka potensi seseorang untuk untuk memaksimalkan kinerjanya. Coaching lebih kepada membantu seseorang untuk belajar daripada mengajarinya.
Elemen-elemen penting dari coaching yang dapat diambil dari beberapa definisi coaching yang telah disajikan : a) Coaching merupakan sarana pemberdayaan potensi tujuan mengantar kan si caching dari kondisi yang di alami sekarang kekondisi baru yang lebih baik . b) Coaching adalah bentuk kemitraan antara coach dengan coacheenya dijalankan melalu proses kreatif ditandai dengan eksplorasi, menanam ide ditujukan untuk memaksimalkan potensi personal dan professional si coachee. c) proses coaching itu, mendengarkan secara aktif mengajukan pertanyaan berbobot memancing ide ide dan juga terutama memfasilitasikan pertumbuhan dari si coachee tersebut coaching membantu sesorang belajar bukan mengajarinya.
Paradigma adalah: 1) fokus pada coachee atau rekan sejawat yang akan kita kembangkan dengan memusatkan perhatian kita pada rekan yang kita kembangkan, bukan pada "situasi" yang dibawanya dalam percakapan. Fokus diletakkan pada topik apa pun yang dibawa oleh rekan tersebut, dapat membawa kemajuan pada mereka, sesuai keinginan mereka. 2) bersifat terbuka dan ingin tahu terhadap pemikiran-pemikiran rekan sejawat yang kita kembangkan. Ciri-ciri dari sikap terbuka dan ingin tahu ini adalah: a)berusaha untuk tidak menghakimi, melabel, berasumsi, atau menganalisis pemikiran orang lain; b)mampu menerima pemikiran orang lain dengan tenang, dan tidak menjadi emosional; c) tetap menunjukkan rasa ingin tahu (curiosity) yang besar terhadap apa yang membuat orang lain memiliki pemikiran tertentu. Agar kita dapat bersikap terbuka, kita perlu selalu berpikir netral terhadap apa pun yang dikatakan atau dilakukan rekan kita. 3) memiliki kesadaran diri yang kuat yang dapat membantu kita untuk bisa menangkap adanya perubahan yang terjadi selama pembicaraan dengan rekan sejawat. Kita perlu mampu menangkap adanya emosi/energi yang timbul dan mempengaruhi percakapan, baik dari dalam diri sendiri maupun dari rekan kita. 4) melihat peluang baru dan masa depan. Coaching mendorong seseorang untuk fokus pada masa depan, karena apapun situasinya saat ini, yang masih bisa diubah adalah masa depan. Coaching juga mendorong seseorang untuk fokus pada solusi, bukan pada masalah, karena pada saat kita berfokus pada solusi, kita menjadi lebih bersemangat dibandingkan jika kita berfokus pada masalah.
Sedangkan prinsip coaching dikembangkan dari tiga kata/frasa kunci pada definisi coaching, yaitu:
kemitraan,