Mohon tunggu...
Kurnia Azizatul
Kurnia Azizatul Mohon Tunggu... Lainnya - masyarakat pada umumnya

Do not lose hope, nor be sad (3:139)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Perspektif Sosiokultural dalam Pendidikan Indonesia - Aksi Nyata - Topik 1

23 September 2024   23:39 Diperbarui: 23 September 2024   23:42 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

 

Melalui beranda inspirasi ini saya ingin memberikan hasil pikiran dan merupakan tugas mata kuliah Sosiokultural dalam Pendidikan Indonesia yakni pada topik 1 dimensi Aksi Nyata.

Saya akan memberikan tulisan refleksi menggunakan alur MERDEKA yang terdiri dari mulai dari diri, eksplorasi konsep, ruang kolaborasi, demonstrasi kontekstual, elaborasi pemahaman, koneksi antar materi dan aksi nyata. Refleksi ini bertujuan untuk memberikan pemahaman mendalam bagi diri sendiri dan orang lain terutama kalian yang berprofesi sebagai Guru Profesional di seluruh Indonesia yang dapat saya sampaikan antara lain, sebagai berikut:

1.Mulai dari Diri (Apa yang Anda pikirkan tentang topik ini sebelum memulai proses pembelajaran?)

Sebelum memulai proses pembelajaran mata kuliah Topik 1 Sosiokultural dalam Pendidikan Indonesia, hal yang terlintas dalam pikiran saya adalah topik ini akan mempelajari bagaimana pengaruh perseptif sosial, budaya, ekonomi, dan politik pada sistem pendidikan di Indonesia. Sebagai calon guru, melalui topik ini saya akan belajar memahami peserta didik dengan latar belakang sosial, budaya, dan ekonomi yang berbeda-beda. Mata kuliah ini akan memberikan pemahaman tentang cara guru saat melaksanakan perancanaan, proses dan evaluasi pembelajaran dengan mengaitkan dengan sosiokultural peserta didik dalam aspek budaya, sosial, ekonomi dan politik hal tersebut sangat penting bagi seorang guru dalam mengenal lebih dalam tentang peserta didik.

2. Eksplorasi Konsep (Apa yang Anda pelajari dari Konsep yang Anda pelajari dalam topik ini?)

Saat tahap eksplorasi konsep saya diajak untuk mendalami aspek historis terkait pendidikan era pra-kemerdekaan, saat itu pendidikan masih sulit untuk ditempuh atau dinikmati oleh masyarakat Indonesia, hal ini disebabkan dominasi dari negara Barat yang masih menindas masyarakat Indonesia kala itu. Pendidikan kala itu bagi masyarakat Indonesia hanya dapat diperoleh masyarakat keturunan darah biru atau orang berpengaruh (pemerintahan).

Saat itu ada seorang tokoh pencetus Pendidikan Indonesia yaitu Ki Hajar Dewantara sebagai bapak pendidikan Indonesia dengan gagasannya dituangkan dalam Taman Siswa. Ki Hajar Dewantara dalam Taman Siswa memberikan sinyal awal berkembangnya pendidikan di negara Indonesia. Berdasarkan hal tersebut dapat saya menemukan bahwa perkembangan pendidikan Indonesia dipengaruhi oleh aspek budaya, sosial, ekonomi dan politik kala itu. Sejarah perjalanan pendidikan sebelum kemerdekaan, menggambarkan penyelenggaraan pendidikan yang terbatas dan pendidikan tidak bertujuan untuk mencerdaskan masyarakat Indonesia tetapi untuk mempertahankan kekuasaan dan kepentingan pemerintahan Belanda maupun Jepang. Sistem pendidikan yang sepenuhnya di atur oleh pemerintahan Belanda dan Jepang, menjadikan pemerintahan (penjajah) secara leluasa mengintegrasikan budaya Eropa (Belanda) dan Jepang pada masyarakat Indonesia.

3. Ruang Kolaborasi (Apa yang Anda pelajari lebih lanjut bersama dengan rekan-rekan Anda dalam Ruang Kolaborasi?)

Setelah saya mengetahui bahwa pendidikan Indonesia dipengaruhi oleh aspek budaya, sosial, ekonomi dan politik di era pra-kemerdekaan. Dimensi Ruang Kolaborasi memberikan pelajaran bahwa di era pra-kemerdekaan dan pasca kemerdekaan pendidikan Indonesia sudah mengalami perkembangan hanya saja belum sepenuhnya, hal ini dapat saya ketahui bahwa pada ruang kolaborasi saya dan rekan-rekan diberikan penjelasan tentang 5 video orang-orang yang berprestasi memiliki kepedulian pada pendidikan Indonesia. Setelah menyimak video tersebut, kami memahami bahwa pendidikan di Indonesia masih tidak merata dalam penerapan sarana dan prasarana. Kami menyadari bahwa pembelajaran tidak hanya berindikasi pada ruang kelas dan buku, namun seorang guru dapat memanfaatkan alat/lingkungan sebagai sumber dan media pembelajaran yang tiada batas. Dengan menyesuaikan karakteristik peserta didik dan mengintegrasikan sosial-budaya dalam pembelajaran, guru dapat menciptakan pembelajaran yang interaktif dan bermakna serta penuh semangat. Berdasarkan video-video yang ditampilkan, dapat dilihat juga bahwa aspek sosial, budaya, ekonomi, dan politik memberikan pengaruh terhadap pelaksanaan pendidikan di Indonesia bahkan dalam ruang lingkung yang lebih kecil yaitu dalam kelas.

Melalui program Indonesia Mengajar sebagai program pemerintah saat itu, mereka mengalami secara langsung keadaan nyata masyarakat di berbagai daerah masih mengalami kesulitan dalam mengakses pendidikan hanya saja dalam aspek budaya, sosial, ekonomi dan politik berbeda dengan saat pra-kemerdekaan. Saat ini yang lebih mempengaruhi adalah aspek ekonomi dan politik yang memiliki peran penting dalam mengembangkan aspek budaya dan sosial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun