Mohon tunggu...
Kurnada Heri
Kurnada Heri Mohon Tunggu... -

Dari Banjarbaru Kalimantan Selatan. srudukfollow @kurnada. facebook.com/kurnada. http://kurnada.wordpress.com/ Salam Berkualitas Menebar Manfaat.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Lagi: Perlukah Indonesia Ganti Nama?

5 Maret 2014   07:32 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:13 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Manusia dengan kemampuan otaknya, tidak hanya bisa memahami arti secara harfiah, namun juga bisa memahami makna yang tersirat dalam sebuah informasi yang seringkali rumit jika belum diketahui ilmunya. Begitu ilmunya sudah diketahui maka hal tersebut menjadi biasa. Dulu perjalanan ke bulan dianggap mustahil namun ketika ada yang berhasil mencapai bulan itu menjadi sebuah keniscayaan. Dulu teory ‘The Law of Attraction’ agak susah dipahami namun dengan semakin diketahuinya ilmu fisika quantum maka hal ini semakin mudah dipahami dan dipercaya kebenaranya.

Ilmu adalah hasil dari upaya memecahkan rahasia dibalik sebuah informasi. Manusia yang selalu mengupdate pemahamannya tentang informasi-informasi yang disebar Tuhan diseluruh alam ini akan semakin mengerti makna kehidupan dan menjadi jelas memposisikan dirinya dalam kehidupan jagad raya yang maha luas ini.

Dengan demikian sebenarnya yang namanya ‘Kalam Ilahi’ itu bukan sekedar bacaan yang ada di kitab suci namun lebih pada bagaimana kita bisa mengurai makna dari simbol atau informasi yang tersebar diseluruh alam ini. Ilmu pengetahuan tentang fisika Quantum yang mulai menemui titik terang hingga menjurus pada pembuktian adanya partikel Tuhan (High Bosson) adalah juga kalam Ilahi.

Pernahkah anda mendengar atau melihat ada orang tua yang mengganti nama anaknya ketika anaknya sakit-sakitan terus. Ajaibnya setelah namanya diganti dan diselamati maka anak tersebut menjadi lebih sehat.

Dulu di jaman yang belum semaju sekarang ini mengganti nama anak karena satu dan lain hal adalah hal yang lumrah. Namun saat ini banyak orang yang mengatakan ini sebagai suatu yang tidak masuk akal. Sayapun dulu juga berpikir seperti itu, hingga suatu saat saya dipertemukan dengan seseorang yang mampu menebak perjalanan hidup saya hanya dengan melihat nama saya saja.

Jujur ini susah diterima akal barangkali. Namun semakin lama saya mencari, maka jawaban itu sepertinya semakin jelas. Suatu ketika saya membaca buku karangan Agus Mustofa yang berjudul Membongkar Tiga Rahasia. Dalam buku tersebut Agus menjelaskan bahwa energi yang paling kuat di dunia ini adalah energi makna. Untuk mendapatkan gambaran lebih jelas bagi anda yang belum pernah membaca buku Agus Mustofa ini, ijinkan saya menuliskan kembali sebagian alinea inti agar anda dapat memahami dengan lebih baik. Inilah tulisan dalam buku beliau;

Informasi adalah inti dari realitas alam semesta. Bukan energi, bukan materi, bukan ruang dan bukan waktu…., kehidupan manusiapun substansinya bukanlah materi, energi, ruang dan waktu melainkan informasi. Peristiwa dan sejarah. Nilai-nilai kemanusiaan. Nilai-nilai baik dan buruk. Dan nilai-nilai kemuliaan atau kehinaan. Yang menjelma menjadi kebahagiaan atau penderitaan….. Seluruh Tubuh manusia, lahir dan batin, penuh berisi informasi. Otaknya penuh berisi informasi jaringan-jaringan saraf, jantung, paru-paru, ginjal, pencernaan, liver dan darahnya juga berisi informasi. Trilyunan selnya pun berisi informasi. Bahkan inti selnya adalah kode-kode informasi yang dibentuk menjadi untai chromosom dan genetika.

Jiwa sebagai badan halus juga berisi informasi. Isinya adalah program-program kehidupan. Getaran-getaran energi yang semakin lama semakin halus menuju kepada ruh sebagai inti kehidupan. Dan kalau kita cermati, ruh itupun berisi informasi sifat-sifat Allah. Seperti sifat berkehendak, berkuasa, mendengar, melihat, merasakan, mencipta, menyayangi dan lain sebagainya.

Ketika kita berpikir, otak kita memancarkan frekuensi tertentu. Ketika berkata juga memancarkan. Demikian pula ketika berbuat. Pancaran gelombang itu ditangkap oleh lautan energi alam semesta. Ada dua jenis pancaran gelombang yang terjadi. Yang pertama adalah clock, alias frekuensi pengantar, alias kendaraan. Yang kedua adalah frekuensi ‘makna’ yang menumpang didalamnya.

Kesimpulan yang dapat saya tarik dari alinea diatas adalah bahwa kehidupan ini merupakan wujud dari informasi. Kehidupan ini adalah sekumpulan informasi yang mengandung ‘makna’ didalamnya. Makna itu sifatnya bisa harfiah sederhana dan bisa pula sifatnya simbolic yang perlu diterjemahkan menjadi makna yang mudah diterima secara harfiah.

Lalu apa hubunganya dengan nama? Setiap orang yang memberi nama anaknya pastilah mempunyai harapan atau doa yang terselip dari nama anaknya itu. Sehingga tidak heran dikatakan bahwa nama adalah doa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun