Mohon tunggu...
Mawan Sastra
Mawan Sastra Mohon Tunggu... Koki - Koki Nasi Goreng

penggemar fanatik Liverpool sekaligus penggemar berat Raisa

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Elekton di Kampungku Memang Beda

20 Juli 2017   00:59 Diperbarui: 20 Juli 2017   01:05 867
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi: Pertunjukan komedi merupakan sesuatu yang baru di elekton musik

Sebagai anak muda kampung, tentu sudah tidak asing lagi dengan elekton musik. Setiap perhelatan pernikahan di kampungku selalu disertakan dengan hiburan elekton musik. Suatu kebanggaan tersendiri jika pada acara pernikahan mampu menghadirkan elekton musik. Bahkan itu sudah menjadi ajang gengsi-gengsian di antara masyarakat. Untuk pengadaan elekton musik memiliki anggaran tersendiri disetiap pernikahan, yang harganya tidak terlampau mahal untuk masyarakat kelas ekonomi kebawah.

Elekton bukan hanya sebagai hiburan semata di tengah-tengah kejenuhan, kepenatan, kecapean masyarakat atas seharian bekerja entah itu di sawah, di kebun atau di tempat lainnya. Disamping itu, elekton mampu menghadirkan atmosfer kebersamaan di masyarakat. Elekton mampu mempersatukan masyarakat dan mempererat tali persaudaraan. 

Walau rintangan bagaimanapun akan tetap dihadapi masyarakat di kampungku untuk bisa menikmati yang namanya elekton musik. Gerimis atau hujan bukanlah penghalang. Khawatir karena memiliki anak kecil bukanlah masalah. Tidak sedikit dari mereka membawa anak-anaknya yang notabene masih balita berhimpit-impitan satu dengan lainnya. Tak masalah semerbaknya bau ketek membius penciuman dihirup mentah-mentah. Intinya kebersamaan, terhibur dan tertawa bersama menikmati elekton yang kedatangannya hanya ada di pesta pernikahan semata. 

Dulu elekton musik identik dengan goyangan erotis para biduannya. Bahkan tak tanggung-tanggung menampilkan lekuk tubuhnya pada penonton. Pakaian minim, paha diumbar, dada ditonjolin (tapi masih dalam sewajarnya) menyayikan lagu-lagu dangdut. Dewasa kini elekton musik di kampungku sedikit lebih inovatif dan krearif.

Hiburan bukan lagi sepenuhnya bergantung pada goyangan biduan semata. Bukan lagi para biduan yang mendominasi permainan di atas panggung melainkan banyak pertunjukan yang terbilang baru dan tidak umum dijumpai di elekton. 

Misalnya pertunjukan rebana yang tak kalah menghiburnya dengan nyanyian para biduan. Selain itu juga, elekton di kampungku menghadirkan drama komedi (lawakan) yang mampu mengocok perut penonton. Mereka menghadirkan permainan komedi tradisional yang amat dekat dengan kehidupan masyarakat setempat.

Mengenai grup lawakan bukanlah sesuatu yang umum di jumpai di elekton musik. Mungkin hanya di kampungkulah elekton musiknya benar-benar komplit dan berbeda. Selain ada biduan-biduan yang aduhai, juga ada grup rebana nyentrik serta pertunjukan komedi tradisional. Sehingga membuat penonton betah dan lebih terhibur. Tidak lagi monoton pada pertunjukan nyanyian saja.

Sebagai anak muda yang dibesarkan dengan hiburan elekton musik. Tentu saya berharap elekton musik kedepannya bisa berevolusi lagi, lebih inovatif dan kreatif. Bukan hanya elekton yang ada di kampungku saja. Tapi di kampung lain pun begitu. Sebab dibalik suguhan elekton musik yang menghibur ada nilai-nilai yang dapat dipetik di dalamnya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun