Mohon tunggu...
Mawan Sastra
Mawan Sastra Mohon Tunggu... Koki - Koki Nasi Goreng

penggemar fanatik Liverpool sekaligus penggemar berat Raisa

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Malam Gila di Anfield

31 Oktober 2019   06:49 Diperbarui: 31 Oktober 2019   08:08 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selalu ada drama yang terjadi di Anfield. Akhir pekan kemarin, pada matchday ke-10 EPL, masih melekat di ingatan siapa pun yang menyaksikan laga tersebut, bagaimana superiornya Liverpool atas Tottenham.

Sekalipun Salah CS. sempat tertinggal lebih dahulu oleh gol cepat Harry Kane. Akan tetapi pada akhirnya Liverpool bisa membalikkan keadaan berkat dua gol yang masing-masing dilesatkan oleh Henderson dan Salah. Skor 2-1 menjadi skor penutup laga ini. 

Liverpool tetap berada di puncak klasemen, sukses memperbesar jarak dengan sang rival Manchester City selisih 6 poin. Sekaligus kemenangan ini mempertegas status Liverpool yang tidak pernah terkalahkan di 44 pertandingan di Anfield.

Dan pada tengah pekan ini, Final yang sangat dini terjadi di babak perdelapan final Carabao Cup. Selain super big match antara Manchester United VS Chelsea, juga ada laga yang tak kalah menarik lainnya, Liverpool VS Arsenal. 

Yang menguntungkan Liverpool pada pertandingan kali ini karena diselenggarakan di Anfield stadium. Sejatinya pada awal musim Liverpool sudah bersua dengan Arsenal juga terjadi di Anfield. Saat itu Liverpool keluar sebagai pemenang dengan skor 3-1. Dan beberapa laga mereka sebelumnya, Unay Emery tak pernah mencatatkan kemenangan saat menghadapi pasukan Jurgen Klopp.

Oleh catatan itulah sehingga banyak pihak yang memprediksi bahwa Liverpool akan lagi-lagi mengalahkan Arsenal pada 16 besar Carabao Cup. Skor 3-1 atau lebih besar daripada itu bisa saja terjadi untuk kemenangan Liverpool.

Padatnya jadwal ke depan,  sehingga kedua tim tidak menurunkan skuad terbaik mereka. Akhir pekan nanti matchday ke-11 EPL kembali dimulai, tengah pekan kemudian lanjutan babak penyisihan grup Liga Champions untuk Liverpool. Adapun Arsenal melanjutkan petualangannya di Liga Eropa. Sehingga kedua pelatih tidak punya pilihan lain selain menurunkan pemain pelapis dan menaruh kepercayaan pada pemain muda.

Liverpool sendiri, kita tidak akan melihat nama-nama seperti Mane, Salah, Firminho, Fabinho, Van Dijk hingga Alisson Becker. Melainkan pemain-pemain muda yang mengisi skuad berkolaborasi dengan pemain senior; Keita, Origi, Chamberlain, Lallana, Milner dan Gomez. Walaupun demikian laga itu tetap menarik dan penuh drama hingga pertandingan berakhir.

Di awal-awal pertandingan, Liverpool langsung melakukan tekanan pada jantung pertahanan Arsenal. Alhasil laga baru enam menit berjalan, Liverpool sudah unggul berkat aksi Chamberlain yang berlari ke sisi kiri pertahanan Arsenal dan melepaskan umpan ke kotak pinalti. Niat Mustafi ingin menyapu bola tersebut sebelum berhasil dijangkau oleh Brewster justru berbuah gol ke gawangnya sendiri.

Bukan berarti Arsenal tanpa perlawanan. Kedua tim sama-sama bermain terbuka, dan mengincar gol. Satu serangan ciamik dilancarkan oleh Arsenal membuat pertahanan Liverpool keteteran. Tendangan keras Martinelli sejatinya bisa dihalau oleh penjaga gawan Liverpool, namun Torreira berada pada posisi yang tepat memanfaatkan bola rebound menjadi gol penyama kedudukan di menit 19. 

Bahkan Arsenal berhasil membalikkan keadaan oleh Martinelli pada menit ke 26. Tidak sampai di situ saja, sepuluh menit kemudian untuk kali kedua Martinelli membobol Kelleher. Skor berubah menjadi 3-1. 

Pemain Liverpool merespon dengan cepat keunggulan Arsenal, sebelum turun minum pergerakan Elliot di dalam kotak pinalti dihentikan dengan kasar oleh Martinelli. Wasit menunjuk titik putih. Milner tidak menyia-nyiakan kesempatan itu. Ia mengeksekusi tendangan pinalti dengan sangat baik. Skor 3-2 untuk keunggulan Arsenal bertahan sampai jeda pertandingan.

Di babak kedua Liverpool bergerak cepat untuk mengincar gol penyama kedudukan. Justru kembali kebobolan oleh  Maitlend-Nilles, diawali oleh backpass yang tidak sempurna Milner ke Kelleher. Untuk kali kedua Arsenal sukses memperbesar jarak dua gol dengan Liverpool.

Pemain Liverpool merespon dengan cepat keunggulan Arsenal, sebelum turun minum pergerakan Elliot di dalam kotak pinalti dihentikan dengan kasar oleh Martinelli. Wasit menunjuk titik putih. Milner tidak menyia-nyiakan kesempatan itu. Ia mengeksekusi tendangan pinalti dengan sangat baik. Skor 3-2 untuk keunggulan Arsenal bertahan sampai jeda pertandingan.

Di babak kedua Liverpool bergerak cepat untuk mengincar gol penyama kedudukan. Justru kembali kebobolan oleh  Maitlend-Nilles, diawali oleh backpass yang tidak sempurna Milner ke Kelleher. Untuk kali kedua Arsenal sukses memperbesar jarak dua gol dengan Liverpool.

Pemain Liverpool yang dikomandoi oleh Milner sadar bahwa mereka sedang bermain di hadapan publik sendiri. Tentu akan sangat memalukan jika skor itu tetap bertahan, sehingga mereka mati-matian mengejar ketertinggalan.

Tembakan keras Chamberlain di luar kotak pinalti tak mampu dihalau oleh kiper Arsenal.  Empat menit kemudian tepatnya di menit 62, gol penyama kedudukan (4-4) akhirnya datang berkat aksi Origi mengecoh pertahanan lawan sebelum melepaskan dengan keras ke arah gawang tak bisa dihalau dengan baik Martinez.

Drama gol yang tercipta tidak hanya sampai di situ. Arsenal kembali unggul  pada menit 70 oleh pergerakan cepat Willock, tak bisa dihentikan oleh pemain Liverpool, dari luar kota pinalti melepaskan tendangan yang mematikan, sangat keras tak bisa dihentikan oleh Kelleher, walau telah berhasil membaca arah bola.

Skor 5-4 untuk keunggulan Arsenal sejatinya bertahan sampai waktu normal. Lima menit tambahan waktu yang diberikan wasit dimanfaatkan dengan baik oleh Liverpool. Kesabaran mereka membangun serangan di menit-menit akhir membuahkan hasil.

Arsenal seolah-olah lupa bahwa mereka sedang bermain di Anfield. Apapun bisa terjadi di sana sebelum peluit panjang berbunyi. Terbukti di menit 94, setelah menerima umpan silang Williams dari sisi kiri, Origi melepaskan tendangan akrobatik berbuah gol penyama kedudukan (5-5).

Pertandingan terpaksa dilanjutkan pada drama adu pinalti. Lima penendang Liverpool sukses menjalankan tugasnya. Adapun di pihak Arsenal, tendangan Ceballos digagalkan oleh Kelleher.

Arsenal mau tidak mau harus mengakui keunggulan tuan rumah dan petualangannya di Carabao Cup berakhir. Kemenangan Liverpool ini  memperpanjang nasib apes Unay Emery saat menghadapi pasukan Jurgen Klopp. Malam penuh drama, malam yang gila di Anfield, malam yang buruk bagi Arsenal, tetapi ending yang bahagia untuk Liverpool.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun