Mohon tunggu...
Mawan Sastra
Mawan Sastra Mohon Tunggu... Koki - Koki Nasi Goreng

penggemar fanatik Liverpool sekaligus penggemar berat Raisa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen | Tidak Ada Perayaan Ulang Tahun di Moskow

17 Maret 2019   11:54 Diperbarui: 18 Maret 2019   04:01 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: pinterest.com/daruneeasawaputti

Aku membuka pintu, tampaklah olehku laki-laki jangkung bermata biru, dia bernama Oleg. Aku agak mendongak hanya untuk bertatapan mata dengannya. Senyumannya sangat kusenangi, tetapi aku punya alasan untuk tidak bahagia atas kunjungannya kali ini. Makanya ekspresiku bisa-biasa saja.

Aku kira yang pertama-tama dia singgung perihal lebam di wajahku, ternyata aku keliru. "Kau berisap-siap sekarang, beberapa jam lagi pesawat kita akan terbang ke Moskow," begitu semangat dia bertutur.

Dia tidak pernah tahu, satu hari yang lalu Katya datang ke tempat tinggalku. Itu adalah kali ketiga dia menemuiku dalam waktu dua minggu. Kedatangannya yang pertama; dia bicara baik-baik padaku. Bercucuran air mata memintaku untuk menjauhi Oleg. Malam itu setelah kunjungan Katya, Oleg malah tidur denganku. Kami memampuskan malam yang dingin bersama.

Bisa saja Katya memiliki mata-mata yang dia tugaskan mengawasi gerak-gerik kami. Beberapa hari kemudian Katya kembali datang padaku. Tidak seperti kunjungannya yang pertama. Dia memaki-makiku sebagai perempuan jalang. Amarahnya begitu memuncak. Dia memberikan ancaman; menghajarku apabila aku masih nekat mendakati Oleg.

Setelah kepulangannya, tetangga kamar mendekatiku menanyakan keributan itu. Tentu saja aku tidak mau terus terang  tentang Katya. "Dia bibiku, memintaku untuk kembali ke negaraku. 

Ayahku sudah dua pekan dirawat intensif di rumah sakit. Keadaannya sangat kritis, ingin sekali aku berada di sisinya sebelum ajal datang padanya, tetapi aku tidak bisa pulang dalam waktu dekat ini. Kelasku begitu padat. Makanya dia marah-marah," itu hanya alasanku saja.

Tidak sepenuhnya juga aku berbohong. Ayahku memang sedang dirawat di rumah sakit. Aku sudah bicara dengan keluarga di sana. Mereka memahami situasiku di sini, untuk itulah dia tidak menghendaki bila aku memaksakan diri pulang. 

Selain padatnya jadwal kelasku, alasan lain adalah Oleg. Kami tentu tidak akan bertemu selama berhari-hari jika aku memutuskan pulang.

Aku tidak takut dengan ancaman Katya. Hubunganku dan Oleg masih seperti sebelumnya. Ada keinginan untuk berterus terang padanya, mengenai Katya yang telah mengetahui hubungan kami. Sayangnya aku tidak berani mengatakan itu. 

Aku sangat mencintai Oleg. Yang kutakutkan apabila dia mengetahuinya, jadi berubah sikapnya. Misalnya dia sadar yang dilakukan padaku adalah sebuah kesalahan, sehingga dia memutuskan menjauhiku. Aku betul-betul sangat sedih bila itu terjadi.

Kemarin sepulang dari kampus, kali ketiga Katya datang ke sini. Jantungku dibuat berdebar-debar melihat ekspresinya. Amarah telah menguasai dirinya. Aku ketakutan. Dia menutup pintu kamar. Aku melangkah mundur sampai tubuhku terhalang oleh dinding.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun