Alasannya dulu kuputuskan kau,
sederhana sekali.
Aku tidak bisa mencintai satu pun kekuranganmu.
Termasuk seiris cabe yang bertengger di gigimu,
saat kita makan nasi kuning di kantin  sekolah.
Ahh, cabe yang bertengger di gigimu saja,
tidak bisa kau perlakukan dengan baik.
Bagaimana kau bisa membuatku nyaman di hatimu.
Pikirku tanpa banyak waktu lagi,
"Kita putus!" kau terseduh-seduh.
Aku tak mau peduli lagi.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!