Mohon tunggu...
Kuriosita Kaban
Kuriosita Kaban Mohon Tunggu... Karyawan Perusahaan Swasta -

Orang biasa yang pingin tahu.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Bau Nyale di Lombok-NTB dan Kalender Alam

31 Januari 2017   16:29 Diperbarui: 13 September 2017   12:34 360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada satu fenomena alam yang terjadi setiap tahun di pantai Selatan di pulau Lombok dan Sumbawa di provinsi Nusa Tenggara Barat . Fenomena kemunculan sejenis cacing laut. Di pulau Lombok fenomena diperingati dengan meriah dalam suatu acara festival yang disebut dengan Bau Nyale. Bau Nyale sendiri dalam Bahasa Sasak berarti berburu/menangkap cacing.

Terlepas dari legenda dan kemeriahan acara tersebut, kali ini penulis ingin membahas dari sisi lain. Sudah sekitar 20 tahun penulis mengikuti acara ini entah di pulau Lombok atau Sumbawa, fenomena alam munculnya cacing laut ini. Ada yang aneh soal waktunya, selalu muncul pada tanggal 20 pada kalender bulan/Lunar dan selalu di bulan Februari pada kalender matahari/solar.

Ada baiknya dijelaskan dulu soal kalender yang dimaksud.

Kalender bulan/lunar adalah kalender yang mengacu kepada pergerakan bulan mengelilingi bumi. Sampai saat ini kalender ini dipakai dibanyak kalangan seperti Islam, Hindu dan suku suku yang dulunya pernah dipengaruhi agama Hindu (Bali, Jawa, Karo dan lain lain). Satu bulan didefenisikan sebagai waktu lamanya bulan mengelilingi bumi, yang lamanya kadang 29 hari kadang 30 hari. Nama nama tiap bulan berbeda pada masing masing kelompok pengguna tersebut. Penanggalan ini dapat menjelaskan dengan tepat posisi bulan setiap hari. Tanggal 1 adalah tanggal di mana bulan tidak ada (mati) dan tanggal 15 adalah pada saat bulan purnama.  Defenisi tahun dalam dalam kalender lunar ini menjadi kurang jelas dan tidak dapat menjelaskan fenomena alam apapun. Setahun didefinisikan sebagai 12 bulan yang jumlah harinya adalah 354 hari. Tidak ada siklus fenomena alam apapun yang mengikuti tahun pada kalender ini.

Kalender matahari/solar adalah kalender yang mengacu kepada pergerakan bumi mengelilingi matahari, yang sekali mengelilingi disebut 1 tahun, yang lamanya sekitar 365 ¼ hari.Kalender inilah yang dipakai sebagai kalender umum internasional saat ini. Kalender ini dapat menjelaskan semua fenomena alam yang berhubungan yang dipengaruhi oleh posisi bumi terhadap matahari, seperti musim (salju, semi, panas dan gugur di daerah kutub) dan (kemarau atau penghujan di daerah tropis).  Defenisi bulan sendiri menjadi kabur dalam kalender ini dan tidak dapat dikaitkan dengan posisi edar bulan terhadap bumi. Kembali di sini angka keramat 12 dibuat sebagai pembagi. Jumlah hari setiap bulan bervariasi dari 28 s/d 31 hari, dan diberi nama seperti yang sudah kita kenal Januari s/d Desember. Tidak ada siklus fenomena alam apapun yang mengikuti penaggalan dalam bulan pada kalender ini.

Kembali ke Nyale. Cacing itu selalu muncul di bulan February 5 hari setelah bulan purnama. Menurut saya adalah suatu fenomena yang  ajaib soal waktu kemunculan cacing Nyale tersebut, mengikuti kedua kalender itu. Berbeda dengan lebaran misalnya, yang hanya mengacu ke kalender bulan saban tahun maju 11 hari jika disandingkan dengan kalender matahari. Sepertinya cacing ini pengamat yang baik dan setia terhadap pergerakan bulan dan bumi di tata surya. Saya belum dapat referensi ilmiah mengenai hal ini. Apa yang menyebabkan kemunculannya yang mengadopsi kedua kalender ini. Apakah ini cara alam mengajari kita, untuk tidak klaim aku yang paling benar?

Mari kita tunggu dan saksikan kemunculannya pada tanggal 16/17 Feberuary 2017. Datanglah ke pantai Selatan Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun