Mohon tunggu...
Abdul Malik
Abdul Malik Mohon Tunggu... Penulis seni - penulis seni budaya

penulis seni. tinggal di malang, ig:adakurakurabirudikebonagung. buku yang sudah terbit: dari ang hien hoo, ratna indraswari ibrahim hingga hikajat kebonagung

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Sakerah dari Malang Selatan

4 April 2015   15:59 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:33 351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_407637" align="aligncenter" width="580" caption="Ludruk (kfk.kompas.com)"][/caption]

Buang  Sabar Arif (91):

Sakerah dari Malang Selatan”

Oleh Abdul Malik

Begupon omahe doro/

melok Nippon /

tambah sengsoro

Tiga larik parikan Cak Durasim tersebut membuat gemetar ujung samurai tentara Jepang.

Begitulah salah satu ‘power’ seni tradisi ludruk yang mengusung semangat kerakyatan sekaligus perlawanan. Dalam perjalanannya, lakon-lakon yang diusung  kelompok ludruk pun lebih banyak memihak pada wong cilik. Salah satunya, lakon Sakerah yang menjadi salah satu lakon yang paling sering diangkat diatas panggung ludruk. Salah satu pemeran Sakerah dalam khasanah ludruk di Malang adalah Buang Sabar Arif (91). Pak Buang kelihatan lebih muda dari usianya yang sudah sepuh. “Resepnya ya yang penting jarang susah. Tidak mikir mikir. Apa yang ada ya disyukuri, rejeki sendiri sudah  ada yang ngatur.” Begitulah, saya bersyukur dapat bertemu Pak Buang  di rumahnya Dusun Krapyak Jaya RT 18 RW 4 Desa Krebetsenggrong Kecamatan Bululawang Kabupaten Malang.(4/9/2014). Disamping kiri dan kanan adalah rumah kerabatnya. Dari jalan raya masuk sedikit melewati kebun tebu. Rumahnya memang tak terlalu jauh dari PG Krebet. Sosok Buang Sabar Arif direkomendasikan oleh Totok Suprapto (64), Ketua Paguyuban Arek Ludruk Malang (PALMA).

[caption id="attachment_407596" align="aligncenter" width="300" caption="Buang Sabar Arif (91), Sakerah Dari Malang Selatan. (dok: Abdul Malik)"]

14281379111575145517
14281379111575145517
[/caption]

Pak Buang mulai main ludruk tahun 1942,  jaman Jepang, jaman susah. Saat itu rompi yang dikenakan main ludruk terbuat dari goni yang diwenter. Untuk kostum sarung bergantian dengan pemain yang lain karena jumlahnya hanya satu.Ludruk  Langen Trisno adalah nama kelompok ludruk pertama Pak Buang bergabung. Pak Buang masih tinggal di Banjarejo Gondanglegi Bululawang. Seusai Jepang hengkang dari negeri ini, Belanda masuk. Semangat cinta tanah air untuk mengusir penjajah tumbuh. Pak Buang turut perang gerilya bersama Brimob dengan Komandan Pak Dasi. Markasnya di  Celomprit Gondanglegi. Setelah situasi kondusif, Pak Buang memilih jalan hidupnya di dunia ludruk. Sebagian kawan-kawannya masih tetap bergabung dengan  Pak Dasi.

Pak Buang dibelikan dokar oleh orang tuanya sebagai lahan pekerjaan. Entah berapa tahun Pak Buang melakoni pekerjaan tersebut. Saat itu ada dua kumpulan ludruk,  Krebet dan Banjarejo. Tiap teropan sering ketemu. Akhirnya Pak Buang berinisiatif menggabungkan kedua ludruk tersebut menjadi Ludruk Malang Selatan. Pak Buang menjadi pimpinan merger dua kumpulan ludruk tersebut.

Pak Buang bukan sosok yang kemaruk dengan kekuasaan, untuk itu Pak Buang  menyerahkan tampuk pimpinan Ludruk Malang Selatan kepada Kadim dan Hari. Sebelumnya Kadim, dikenal sebagai pemain untuk peranan dan Hari adalah lawak, juga tandak, bahkan biangnya pemeran Sakerah.Regenerasi memang diperlukan agar kelompok ludruk tetap berumur panjang. Beberapa tahun kemudian regenerasi itu pun menampakkan hasilnya. Ludruk Malang Selatan mengalami puncak kemashyuran. Dalam satu bulan bisa 32 terop. Untuk yang dua hari nggropel karena lokasi terop di Nggedok dan Sedayu jaraknya tak terlalu jauh sekitar dua kilometer. Di dua terop yang bersamaan tersebut, ludruk Malang Selatan tetap mengakhiri pentasnya di pagi hari seusai subuh.

GESTOK

Peristiwa Gestok 1965. Banyak ludruk yang dihabisi massa dianggap bagian dari Partai Komunis Indonesia. Ludruk Malang Selatan selamat karena banyak membawakan naskah bertema Islam, semisal Bilal, Umar bin Khotob. Ludruk Malang Selatan ‘dibina’ Batalyon 513  Lawang dengan komandan Letkol Jumairi. Nama ludruk pun berganti menjadi Ludruk Putra Bakti. Nama itu pun tak bertahan lama. Berubah  menjadi Ludruk Anoraga dibawah pimpinan  Pak Subur.

Ludruk Anoraga pun ‘dibina’ Inmindam VIII Brawijaya Malang Unit 2, sementara  Unit 1 adalah Ludruk Marhaen. Pak Buang dan kawan-kawan digaji bulanan dan dapat jatah beras  40 kg per orang.

Dalam perjalanan waktu, Pak Buang direkrut Ludruk Prembangan,  Ludruk Subur Budaya pimpinan Pak Kartono dan Bu Musini. Setelah Pak Kartono meninggal, Ludruk Subur Budaya dikelola Bu Musini hingga hari ini di Prembangan Sedayu Ngidul Kecamatan Turen.

SUKA CITA

Sejak memerankan sosok Sakerah, 52 tahun silam. Suka duka diatas panggung ludruk telah dialaminya. Salah satu yang paling berkesan adalah saat tampil bersama Ludruk Putra Bakti di Lawang tahun 1962. Gedung full tak muat penonton. Banyak yang sudah membeli karcis namun tak kebagian tempat. Pak Buang mengisahkan pengalaman berkesan lainnya. Saat nerop di lokasi asal muasal Sakerah yaitu desa Wonorejo Bangil Pasuruan. “Saya mir mir sebab di desa itu kalau pemeran Sakerah tak cocok maka ludruk akan dibubarkan”, kenang Pak Buang. Hingga usai ludruk ternyata sukses, banyak yang menyalami.

“Ludruk sekarang beda dengan dulu. Sekarang kalah dengan tipi. Wayang lebih diminati.Dulu nanggap ludruk harus antri enam bulan sebelumnya”. Di usianya yang sudah sepuh, masih ada saja yang menjemputnya untuk main ludruk. Meski anak-anaknya melarang namun Pak Buang tetap main ludruk. “Untuk hiburan agar hati tetap  senang”, katanya. Memang, hati yang gembira adalah obat yang mujarab.(*)

Alamat:

Buang Sabar Arif,

Dusun Krapyak Jaya RT 18 RW 4 Desa Krebetsenggrong Kecamatan Bululawang Kabupaten Malang

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun