Malu aku pada rembulan,
Walau tak berkawan ia mampu tumbuhkan sinar harapan,
Dimana rembulan saat ia sendirian?
Apakah ia nikmati kesakitan?
Atau ia sedang memangkas janjinya pada sebuah kepahitan?
Kasihan kau mega mendung tak berkawan..
Kau menangisi kemunafikan?
Bualan?
Rayuan?
GILA!!! Kau sakit rembulan !!
Kebodohanmu tak terbatas rayuan ..
Kau oleng di tengah lautan ..
IBA ku pada mu rembulan mimisan !!!
Sadari jika cinta bersendirian itu memilukan,
Tak mampu berbalas kerinduan ..
Hanya kekaguman dalam ucapan ..
Ya, pagi menjelang harapan ..
Mengudara mengharap kesucian ..
Namun tertutup mimpi kesekian …
Setan !!
Kau membuatku hilang ingatan ..
Membawaku terbang menuju kebodohan ..
Aku sadari betapa aku membutuhkan ..
Celoteh bodoh pemuja bualan ..
Aku memilih untuk menjadi kupu dengan kepak keindahan ..
Yang mampu menenggalamkanmu dalam cawan kesadaran ..
LIHAT aku wahai kepalsuan !!!
Aku beratkan tubuhku pada kejujuran …
Sakit ku ini pelajaran ..
Takkan pernah mencintai sosok penuh kemunafikan..
Seperti kau dan kubangan kawan –kawanmu tersayang ..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H