Mohon tunggu...
kupasotomotif
kupasotomotif Mohon Tunggu... Teknisi - pengamat otomotif

Seorang peneliti / konsultan free energi, kesehatan alternatif dan pengamat otomotif

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

New Normal Bakal Jadi Dilema Wali Murid, Resiko Penularan Besar

31 Mei 2020   07:19 Diperbarui: 31 Mei 2020   08:33 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto: Maulana Surya, Antara

Salah satu yang menjadi bagian pola hidup new normal yang dicanangkan pemerintah adalah anak-anak bisa kembali sekolah. Di sisi baiknya, pendidikan anak bisa berlangsung dengan lebih baik daripada sekarang. 

Selama sekolah ditutup, pendidikan tidak bisa berjalan sempurna karena pendidikan lebih menekankan pada bimbingan orang tua dan bukan bimbingan profesional. Komunikasi juga terhambat karena hanya bisa dilakukan melalui internet dan tidak bisa bebas.

Di sisi lain, sekarang ini wabah virus Corona masih termasuk parah di beberapa daerah. Dengan membuat anak - anak kembali sekolah maka resiko penularan yang terjadi pada anak akan makin meningkat. Ada beberapa hal yang membuat resiko penularan menjadi tinggi.

Yang pertama adalah protokol kesehatan yang perlu diragukan kehandalannya. Penggunaan masker, sering mencuci tangan, menjaga jarak dan deteksi suhu tubuh terbukti tidak bisa mencegah terjadinya penularan masal di beberapa tempat. 

Dari WHO sendiri sudah menyatakan secara resmi bahwa penggunaan masker tidak menjamin pencegahan penularan virus. Bahkan ada penelitian yang menunjukkan masker tidak bisa mencegah udara bervirus menyebar karena pada saat penderita batuk, udara akan mengalir langsung di sela-sela masker dan menyebar ke sekitarnya. 

Udara yang mengandung virus ini pun dibuktikan akan bisa bertahan beberapa jam. Dan repotnya, orang yang masih tidak mempunyai gejala, orang yang suhu badannya masih normal pun bisa saja menularkan virus. Jadi mereka tidak akan terdeteksi saat diukur suhunya.

Yang kedua adalah kedisiplinan anak. Sudah banyak kasus orang yang kabur atau tidak perduli dengan perintah melakukan isolasi diri. Hal ini telah mengakibatkan beberapa penularan masal. Tentunya kasus yang sama bisa terjadi pada anak - anak juga.

Yang ketiga adalah kemungkinan penyebaran dari daerah lain. Anak didik sekolah bisa saja tidak berada di tempat yang sama dengan sekolahnya pada saat sekolah ditutup. Ada kemungkinan mereka berdiam di daerah lain. Dan ini menyebabkan mereka punya potensi menyebarkan virus dari tempat lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun