PSBB. Salah satu langkah yang ditempuh pemerintah untuk mengembalikan ekonomi adalah dengan mengijinkan beberapa sektor usaha untuk dibuka kembali, seperti diberitakan di finance.detik.com (12/5/2020). Pemerintah juga mensyaratkan agar walau ada relaksasi, standar pencegahan seperti misalnya penggunaan masker, jaga jarak dan kewajiban cuci tangan tetap dilakukan.
Kesulitan ekonomi yang dialami masyarakat memaksa pemerintah untuk melakukan relaksasi terhadapApakah cara tersebut aman dan menjamin tidak ada penularan virus Corona?
Sayangnya hal itu terbukti tidak benar. Satu orang pasien sakit terbukti bisa membuat puluhan petugas medis tertular virus Corona. Satu orang karyawan yang sakit terbukti sudah cukup untuk membuat puluhan karyawan di pabrik Roko Sampoerna di Rungkut, Surabaya, positif tertulari virus Corona.
Melakukan relaksasi PSBB dengan mengijinkan beberapa sektor usaha berfungsi kembali akan berpotensi menimbulkan kembali terbentuknya klaster - klaster penularan virus Corona. Sudah terbukti bahwa penggunaan masker, penggunaan disinfektan, cuci tangan dan thermo gun tidak bisa mencegah penderita virus Corona menularkan virus Corona. Jumlah penderita akan makin meningkat dan yang lebih parah lagi, penyebaran akan makin sulit terdeteksi.
Yang harus dipikirkan lagi adalah, bila ternyata relaksasi PSBB menimbulkan peningkatan tajam jumlah penularan, apakah pemerintah akan memperketat lagi PSBB? Jadi nantinya akan ada relaksasi dan pengetatan PSBB secara berulang - ulang?
Harus diingat juga bahwa relaksasi PSBB hanya memperbaiki ekonomi dari sebagian kecil masyarakat. Ada PSBB atau tidak, ekonomi sekarang sudah berhenti. Yang harus dilakukan pemerintah bukanlah untuk melakukan pencegahan yang setengah - setengah seperti sekarang. Sebaiknya langsung lakukan isolasi total, seluruh wilayah, tanpa boleh keluar rumah, selama 2 minggu.
Hasilnya tentu akan lebih baik daripada seperti sekarang ini yang berlarut - larut. Penyebaran virus tetap terjadi walau ada PSBB. Ekonomi tetap hancur walau tidak dilakukan lockdown total.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H