Salah satu hobi dari pemilik kendaraan adalah meningkatkan performa. Baik agar kendaraan lebih irit atau juga untuk meningkatkan akselerasi. Ada sangat banyak pilihan untuk meningkatkan modifikasi ini. Dari yang murah meriah hingga yang ratusan juga rupiah.Â
Modifikasi tentu lebih baik dilakukan oleh profesional. Namun terkadang demi untuk mengurangi biaya investasi, maka modifikasi dilakukan sendiri. Modifikasi pribadi ini sering meninmbulkan resiko karena yang melakukan modifikasi kurang begitu memperhatikan resiko atau bahaya yang mungkin terjadi karena modifikasi.
Modifikasi yang murah namun sering menjadi sumber kerusakan parah pada mesin adalah modifiksi yang bisa mempengaruhi rasio udara dan bensin. Seperti contohnya penggunaan filter racing, open filter atau knalpot racing. Banyak pemilik kendaraan yang tidak sadar bahwa perubahan rasio bensin udara akan membuat kebutuhan oktan bensin meningkat.
Seperti bisa dilihat pada tabel, kenaikan rasio dari 14:1 ke 15:1 akan meningkatkan kebutuhan oktan bensin dari misal RON 90 menjadi RON 92. Namun sayangnya ada beberapa yang sudah menggunakan modifikasi tersebut masih memaksakan menggunakan bensin dengan oktan rendah.
 Sebagai hasilnya mesin pun menjadi rusak, misalnya blok mesin pecah atau stang piston bengkok karena terjadinya knocking. Modifikasi lain yang mempengaruhi kebutuhan oktan bensin adalah peningkatan kompresi (yang biasanya terjadi karena modifikasi bore up atau stroke up) dan timing pengapian yang dimajukan.
Modifikasi lain yang beresiko adalah penggunaan kabel busi atau busi tanpa hambatan, juga coil yang mempunyai arus besar. Penggunaan komponen ini memang bisa meningkatkan tenaga. Namun ada resiko bahwa beban yang ditanggung oleh ECU atau CDI juga akan makin meningkat. Arus yang makin besar yang melewati ECU atau CDI akan membuat kedua komponen ini akan makin panas. Bila tidak dilakukan upaya pendinginan tambahan, maka panas bisa melebihi toleransi dan ECU atau CDI bisa jebol.
Modifikasi beresiko yang lain adalah voltage stabilizer, terutama yang diletakkan pada mesin. Beberapa voltage stabillizer ini menggunakan kapasitor elektrolit yang tidak tahan panas. Rating dari kapasitor ini kebanyakan kurang dari 100 derajat celcius. Padahal suhu mesin bisa lebih dari 100 derajat celcius. Yang lebih parah, bila rusak, kapasitor jenis ini biasanya akan menjadi hubung singkat yang beresiko menghasilkan bunga api atau bahkan terbakar.