Mohon tunggu...
kupasotomotif
kupasotomotif Mohon Tunggu... Teknisi - pengamat otomotif

Seorang peneliti / konsultan free energi, kesehatan alternatif dan pengamat otomotif

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Lockdown: Waktunya Berhemat, Persiapkan 3 Bulan ke Depan, Jangan Terpaku Pengumuman

24 April 2020   19:33 Diperbarui: 24 April 2020   19:32 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tulisan ini berawal dari keluhan istri karena pemasukan menjadi berkurang di masa wabah Corona ini. Perekenomian jelas terganggu pada masa Corona ini. Penjualan offline bisa dibilang berhenti karena semua orang diminta untuk tetap di rumah. Semua yang menggantungkan pada lalu lintas pengunjung juga ikut terpukul usahanya, seperti misalnya warung, asongan, tukang parkir, transportasi, ojek, dll. Pabrik dan kantor pun tutup dan beberapa bahkan harus memberhentikan karyawannya.

Berkurangnya pemasukan membuat semua orang berharap agar keadaan ini cepat selesai. Semua berharap agar kondisi kembali seperti semula.

Untuk sekarang semuanya mencoba bertahan. Mencoba mengkalkulasi uang belanja agar bisa pas hingga tanggal yang ditentukan pemerintah. Upaya ini cukup sulit karena banyak yang pemasukannya mendadak langsung nol. Walau begitu banyak juga yang mencoba menghibur diri dengan menggunakan beberapa persen uang yang ada untuk kebutuhan hiburan. Uang dibagi agar bisa pas sesuai dengan tanggal yang dijanjikan pemerintah.

Upaya tersebut sebenarnya baik, karena memperhitungkan kesehatan mental juga. Namun sebaiknya jangan menggunakan tanggal yang ditentukan pemerintah. Bukan berarti penulis tidak percaya dengan kejujuran pemerintah, namun wabah sekarang ini merupakan sebuah wabah yang baru. Pemerintah pun belum sepenuhnya mengerti atau bisa menerapkan kebijakan yang sesuai. 

Yang punya anak yang masih sekolah menengah atau dasar tentunya tidak lupa bahwa pada saat virus Corona mulai masuk ke Indonesia para murid diminta tidak masuk dari awal bulan. Selanjutnya mundur hingga akhir bulan. Kemudian mundur hingga bulan Maret. Waktu ini terus mundur hingga sekarang tanggal 2 Juni 2020.

Perubahan kebijakan ini bukan karena pemerintah sengaja, tapi memang pemerintah tidak menyangka bahwa kebijakan yang pertama dilakukan ternyata tidak efektif. Dan seharusnya kita jangan terlalu berharap bahwa kebijakan yang sekarang ini sudah efektif.

Perlu diketahui bahwa cara yang kita lakukan ini masih jauh di bawah apa yang diterapkan di luar negeri. Lockdown yang dilakukan di Indonesia masih tidak selevel dengan yang dilakukan di luar negeri. Jadi walau kegiatan ekonomi sudah mandeg, sebenarnya lockdown masih belum sepenuhnya dilakukan.

Jadi sebaiknya sekarang lebih ketatkan ikat pinggang. Jangan hanya berpikir untuk membagi uang belanja hingga tanggal yang ditentukan pemerintah. Jadwalkan hingga uang belanja cukup hingga 3 bulan lagi.

Perhitungkan secara detil. Bila kurang, maka persiapkan dari sekarang barang apa yang bisa dijual atau digadaikan. Ingat juga sekarang banyak orang yang menjual barang karena kesulitan ekonomi. Makin lama akan makin banyak.

Bila butuh berhutang, cari yang bisa memberikan jangka cukup panjang. Jangan meminjam dalam waktu dekat. Begitu pula bila ingin menggadaikan. Cari lembaga yang bonafit bila meminjam dengan jaminan. Pastikan bahwa pinjaman anda dijamin oleh pemerintah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun