Mohon tunggu...
Ajeng Rasdan
Ajeng Rasdan Mohon Tunggu... -

Jualan Peralatan kedokteran Hub ke No di bawah ini : \r\n\r\nJl Sarijadi 38\r\n022-2012037/\r\n081321100539

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

“Sebentar Lagi Dia Juga Akan Mati”

3 Januari 2013   14:03 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:34 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Diantara alasan yang paling lucu yang pernah aku dengar, ialah perkataan seperti ini, “Tidak usah khawatir soal Mr. Dur”. Biarkan saja dia mau berbuat apapun. Dia kan sudah tua, sebentar lagi juga mati.”kurang lebih ucapan semacam itu aku dengar ketika aku masih di bangku SMU tingkat akhir. Terus terang para pembaca yang budiman saya tertawa ketika mendengar alasan seperti itu. Tentu saja, kita tidak boleh menerima alasan seperti ini, sebab jika ia terima, maka betapa banyak kemungkaran yang harus didiamkan di muka bumi ini. Para Nabi dan Rasul AS. Di masa lalu tentu tidak perlu berjuang melawan tirani-diktator ideologi yang menolak ke esaan-Nya dan hendak memaksakan kebathilan. Musa AS, bisa saja berdalih, “Ah, biarkan saja Fir’aun. Sebentar lagi dia juga mati. Nanti kalau mati, rakyat Mesir dijamin akan meninggalkan agama paraoh (Fir’aun), lalu mereka biarkan Bani Israel ikut bersama saya.”

Ketika Nabi Muhammad SAW. Membiarkan Abdullah bin Ubay, beliau tidak pernah menyebutkan kalimat, “Tenang saja! Sebentar lagi Abdullah bin Ubay akan mati. Jibril sendiri yang mengakatakannya kepada saya” perkataan seperti ini tidak pernah termuat dalam hadist sedikit pun. Meskipun kemudian para sejarawan mencatat, bahwa akhir dari kemungkaran Abdullah bin Ubay adalah kematiannya secara alamiyah. Mengapa Rasul tidak menyebut kematian Abdullah bin Ubay sebagai alasan? Jika hal itu menjadi alasan, umat Islam akan bersikap fatalis, yaitu tidak mau berusaha dan menyerahkan segala sesuatu takdir Allah.

Ada sebuah kejadian unik ketika aku berdiskusi dengan salah seorang pengurus Organisasi Islam yang cukup terkenal di lingkungan NKRI, aku tidak akan menyebutkan nama Ormasnya dan nama pengurusnya, dia sempat mengatakan sesuatu yang membuat saya tersenyum simpul. Begini katanya ; “Aneh yah Kang, orang seperti beliau (Mr. Dur) itu kok malah dipanjangkan umurnya. Entahlah, ada rahasi apa dibaliknya.” Saya menjawab sambil berkelakar, “Bisa jadi dia dijadikan seperti itu agar menjadi lading amal shaleh bagi kita.” Kami pun tertawa bersama-sama bahkan yang duduk disamping aku sambil cengengesan terbahak-bahak. (pembaca budiman boleh ikut gelak tawa, jika masih sempat. Tetapi bagi fans club Mr. Dur tentu anda akan senyum kecut ha.ha.ha).

Demikianlah adanya, Mr. Dur sampai saat ini ternyata belum juga “seperti yang diharapkan banyak orang”. Tidak berarti kita harus menantinya sampai seseorang meninggal dulu, sebab berbagai kebathilan itu tidak akan otomatis mati seiring matinya tokoh pelopornya. Betulkan para pembaca? Berbagai paham sesat yang berkembang di Dunia Islam, rata-rata diwariskan dari jaman ke jaman. Paham Iblis Liberal (JIL) di Indonesia pertawa kali dirintis oleh Trio yang katanya Pembaharu seperti, Harun Nasution, Munawir Sajali, Mr. Dur dan Nurcholis Madjid, tetapi setelah semuanya meninggal, ternyata Iblis Laknat (JIL)semakin menjadi-jadi. Kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, dulu lebih dikenal sebagai IAINSyarif Hidayatullah, adalah “monumen” yang menjadi bukti suksesnya gerakan Iblis Laknat (JIL )di Indonesia. kematian tidak menjadi akhir dari kemungkaran, tetapi menjadi akhir dari sejarah penokohan.

Walaupun, beliau sudah mati beberapa tahun yang lalu. Kita tidak perlu menanti-nanti sesuatu yang entah kapan akan terjadi. Selagi kita masih hidup, marilah kita buktikan kepadanya bahwa umat penentang Iblis Laknat (JIL) memiliki kehormatan yang tak bisa begitu saja dilecehkan. Bahwa Umat penentang Iblis Laknat (JIL) sangat menyakini ayat berikut ini, “Sesungguhnya, orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, mereka akan dihinakan sebagaimana orang-orang sebelum mereka dihinakan. Dan sungguh, kami telah menurunkan bukti-bukti nyata, dan bagi orang Kafir itu adzab yang menghinakan.” (Al-Mujadillah: 5).

Akhirnya, saya mengajak Umat Islam untuk melawan segala upaya dalam melumpuhkan pemikiran-pemikiran yang nyeleneh, mengakhiri sikap keraguan dan melepaskan diri dari kungkungan sampah pemikiran Liberal, sebab semua itu adalah duri didalam daging.

Wallahu’alam Bissahawaab.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun