Mohon tunggu...
Kun Nurachadijat
Kun Nurachadijat Mohon Tunggu... -

VISI MERAH PUTIH (VMP) Funder. VMP metodologi penggeser pola pikir 'mitologis' menuju 'rasional' atau "shifting paradigm method" sekaligus mempertinggi kualitas energi positif diri. http://www.facebook.com/group.php?gid=208282300164&v=info twittwer@kunvmp

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Seri Visi Merah Putih: Apa Itu Kapitalisme? Apa yang Membedakannya Dengan Ekonomi?

30 September 2010   17:13 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:49 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Pertama kita harus mengkaji terlebih dahulu apa itu Ilmu Ekonomi. Ilmu Ekonomi adalah Ilmu pengalokasian sumber daya satu dengan lainnya. Ini dilakukan untuk meraih utility atau kepuasan terpenuhinya KEBUTUHAN (needs) seoptimal mungkin. Optimal adalah persinggungan tertinggi dari semua variabel-variabel yang ada.Singkatnya Ilmu Ekonomi untuk memaksimalisasikan kepuasan (Maximazing Utility).

Sedangkan definisi Kapitalisme adalah ajaran yang menempatkan penumpukan kapital sebagai tujuan. Alih-alih demi tercapainya kepuasan/kebahagiaan padahal menggelorakan KEINGINAN. Seperti halnya seseorang yang kehausan lalu meminum air laut, bisa dibayangkan bukan?

Dari segi konsep jelas Ilmu Ekonomi atau pembangunan Ekonomi sering dengan gegabah disamakan begitu saja dengan Kapitalisme. Ringkasnya Pembangunan Ekonomi dengan Pembangunan yang Kapitalisme via Neolib Neo Kolonialisme dan Neo Imperialisme dsb itu, meskipun serupa namun sangatlah berbeda jauh. Laksana pudel dengan srigala.

Ilmu Ekonomi bekerjanya dengan pengasumsian manusia RASIONAl yang berperan sebagai pelakunya. Manusia Rasional adalah yang senantiasa mencari pemenuhan akan KEBUTUHAN bukan KEINGINAN(wants)!

Entah siapa yang memulai. Padahal Adam Smith yang dianggap pemicu persaingan sempurna dengan mekanisme pasarnya, awalnya berangkat dari pemikiran bahwa masyarakatnya masyarakat yang rasional (tidak terpengaruh mitologi) yang berlomba memuaskan KEBUTUHAN. Namun anehnya, Smith tetap meyakini bila masyarakat dibiarkan berkiprah untuk memuaskan kebutuhan maka ada tangan gaib (Invisible Hand)yang berperan sebagai regulatornya.

Belakangan konsep pasar persaingan sempurna yang sangat meminimalisir peran pemerintah dalam perekonomian inilah digunakan sebagai basis pemikiran para ekonom yang terkategori Neoliberalisme. Disayangkannya ternyata dalam kehidupan nyata, masyarakat bertindak sangat tidak rasional sehingga malah bersaing untuk memenuhi KEINGINAN. Maka penumpukan kapitalpun tiada dapat terelakkan, Bahkan dijadikan ukuran kesuksesan di masyarakat. Max Weber menjulukinya dengan sebutan "Anomi".

Dalam hal ini, Smith mengalami apa yang dialami Alfred Nobel, Nobel menciptakan dinamit untuk kemaslahatan umat namun belakangan ternyata ciptaanya tersebut ,malah dijadikan senjata utama di perang dunia I dan II! Begitu pun Adam Smith, dengan division of labour dan pasar persaingan sempurnanya untuk memperefisien arus barang dan jasa dari produsen ke konsumen, malah menjadi ajang yang menumbuhkan sifat "exploitation de lhome par lhome n Nation par nation!"

Dengan demikian Persaingan sempurna Smith yang penuh kemanusiaan dan etika sontak menjelma menjadi persaingan yang sangat ganas yang kini masyur disebut "Free Fight Liberalisme" maka Homo homini lupus (manusia saling memakan laksana srigala)pun menjadikan mekanisme pasar bebas via GATT, AFTA, ACFTA dsb sebagai habitatnya yang sangat bergizi!

Maka teori pembangunan ekonomi dependensi yang memilah negara menjadi negara maju dan yang terhisap(periferal) pun timbul. Soekarno, Mahatma Gandhi dulu dan yang kontemporer Cavez dan Ahmad Dinejad menjadi populer sebagai para pemimpin bangsa yang berupaya menghadang Kapitalisme global atau Neo imperialisme ini. Amerika bahkan menjulukinya sebagai "poros setan".

Jadi bagaimana pembangunan Ekonomi Kapitalisme dijinakkan kembali menjadi pembangunan Ekonomi yang sejatinya?Ubahlah pola pikir masyarakat yang sarat WANTS(Masyarakat THAGUT/Hawa Nafsu buruk,Egosentrisme) menjadi masyarakat rasional yang mengedepankan KEBUTUHAN semata. Upaya ini disebut dengan PERGESERAN POLA PIKIR atau Shifting Paradigm.

Meminjam Antropolog legendaris Indonesia Prof Koentjaraningrat dan Mochtar Loebis yakni geser dari weltanschaung Mitologis ke fungsional. Atau (dalam terminologi Muslim: dari Tauhid wahid ke Tauhid Ahad/Esa, dari Gazwul Fiqr kembali ke Fiqr nan Fitrah) .Ringkasnya perlu adanya pergeseran cara pandang dari ajaran agama ekslusifsektarian menuju ajaran agama Inklusif atau  Pancasilais !!!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun