Mohon tunggu...
Kuntum Nazhifah
Kuntum Nazhifah Mohon Tunggu... Seniman - Pelajar

Hanya manusia biasa🗿

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Egoku yang Berujung Sesal

19 September 2024   21:17 Diperbarui: 19 September 2024   21:20 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

            Egoku Yang Berujung Sesal

                 

"Kadang aku bertanya pada diriku sendiri, apakah aku seorang teman yang terlalu jahat???"

     Seketika aku tesentak dari lamunanku, terkejut antara senang dan sedih, ternyata disampingku sudah berdiri seorang teman yang akrap aku panggil Ayana.

"Kamu lagi ngelamunin apa sih Zifa?" tanya Ayana kepadaku.

Dan lanjut barkata, tanpa memberi kesempatan padaku untuk menjawab.

"Kamu tidak jahat Zifa, hanya waktu yang tak memberimu pilihan. Kamu seorang teman yang lebih dari saudara...

 Ayana pun berlalu pergi meninggalkanku.

     Malam itu angin berhembus lembut, membelai wajahku yang penuh rasa bersalah. Di kota yang berjulukan kota dingin ini, di sudut ruangan, aku duduk termenung, memandangi foto usang di atas meja. Wajahnya, wajah wanita yang pernah menjadi bagian terpenting dalam hidupku, menatapku penuh cinta, seakan bertanya, mengapa kau pergi?

     Dulu, aku merasa segalanya begitu mudah. Keegoisan dan ambisi membuatku lupa akan dirinya, membuatku beranjak jauh tanpa pamit, mengejar cita-cita. Namun kenyataan berkata lain. Semakin aku mendaki, semakin jauh pula aku dari dirinya.

  "Dia pasti mengerti," pikirku kala itu. "Toh, semua ini demi masa depan".

Tapi nyatanya, waktu tak pernah kembali. Hari demi hari berlalu, kesibukan merenggut perhatianku dari dirinya. Pesan-pesan yang aku kirim tak lagi dia balas. Telepon dariku yang berbunyi tak pernah lagi dia terjawab. Yang membuat dirinya pergi menjauh dari kehidupanku, melanjutkan hidup di negeri orang.

     Kadang aku merasa egois dan terlalu mementingkan diri sendiri tanpa pernah menyadari ada seorang sahabat sejati yang selalu ada buatku ketika aku membutuhkan, tapi aku tak pernah memikirkan apakah dia membutuhkanku.

    Ternyata kuatku belum cukup tanpa seorang teman, dan hari hariku tak berwarna hanya dengan mementingkan diri sendiri, ada satu hal penting yang hilang dalam diriku, yaitu sahabat...

     Hingga suatu hari, kabar itu datang. Dia sekarat sakit. Hatiku terkejut seketika. Rasa bersalah menghantam dengan keras, membuatku terjebak dalam jurang penyesalan yang tak berujung. Menyesal akan waktu yang telah aku sia-siakan ketika dulu bersama Ayana.

      

     Ingin sekali aku menjeguk Ayana yang terbaring sakit. Tapi jauhnya jarak tak mungkin aku tempuh.

     Kini, malam-malam seperti ini menjadi saksi bisu dari kehampaan hidupku. Aku hanya bisa duduk, memandangi foto itu, dan bertanya-tanya, andai waktu bisa kuputar kembali, apakah aku akan memperbaiki semuanya? Tapi aku tahu, penyesalan selalu datang terlambat, dan tak ada yang bisa kulakukan selain menerima kenyataan pahit ini.

    

     Saat ini, penyesalan bukan lah solusi dan jalan keluar yang tepat akan apa yang telah aku alami.

      

     Aku menunduk, air mata perlahan jatuh. Hanya sebuah doa yang bisa kusampaikan, berharap dia bisa memaafkanku. Dan akupun berharap kesembuhan secapatnya buatmu, Ayana.

     Dari sini aku belajar bahwa jangan pernah menyianyiakan kebaikan seseorang. Maka belajarlah menghargai waktu dengan orang yang kita sayangi. Karena ketulusan dan kebaikan akan selalu abadi tak terlukiskan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun