Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia merupakan surga bagi kenakeragaman hayati. Sebagaian besar flora dan fauna dunia ada di negeri ini. Itu pula yang membuat sektor pertanian sangat penting bagi masyarakat Kita.
Harus kita ingat, bukankah makanan yang kita konsumsi hari-hari berasal dari tanaman atau hewan? Bukankah nasi yang menjadi pangan pokok masyarakat kita adalah berasal dari proses pertanian?
Bisa dibayangkan andai di muka bumi ini, petani jagung, petani padi, petani gandum, nelayan, petani buah, petani sayuran mogok massal. Atau bahkan tak mau kembali bertani. Maka dari itu, jangan pernah terbersit sedikitpun di benak kita untuk menyepelekan sektor pertanian. Â
Di Filipina, ekspor komoditas pertanian merupakan yang paling besar di antara produk domestik lainnya. Sama seperti halnya Indoensia, sebagai negara kepulauan Filipina amat menaruh perhatian penting terhadap hal ini.
Pun Indonesia, saat ini pemerintah terus gencar melakukan ekspor pertanian. Di bawah kempemimpinan Menteri Amran Sulaiman, pertanian kembali menjadi sesuatu yang 'seksi'.
Lihat saja kebijakan yang dilakukannya dalam beberapa tahun terakhir. Menteri Amran menggenjot komoditas pertanian di daerah terluar  alias yang berbatasan langsung dengan negara tetangga.
Salah satu tujuannya adalah agar petani setempat bisa melakukan kegiatan ekspor. Misalnya saja di daerah Nusa Tenggara Timur (berbatasan Timor Leste), Kuala Kampar Kabupaten Pelalawan (Singapura/Malaysia), hingga Papua (Papua Nugini).
Kita tak bisa memungkiri bahwa kaum petani didominasi oleh generasi 'lama', sehingga butuh regenerasi. Upaya itu cukup berhasil seiring bermunculannya para petani muda sukses.
Mereka tak lagi memandang sebelah mata ihwal profesi petani. Sektor pertanian lebih dari sekadar mata pencaharian. Kaum milenial sadar bahwa pertanian adalah sebuah bisnis yang sangat prospektif.
Dengan manajemen, sistem, dan konsep kekinian, pertanian kini naik kelas. Menjadi profesi yang elegan, bahkan menjadi sebuah 'way of life' alias cara hidup.