Tim nasional Indonesia harus mengubur cita-citanya untuk memboyong Piala AFF CUP 2012. Timnas menyerah dari negara tetangga serumpun Malaysia dengan skor 0-2.
Kekalahan ini memang tidak kita inginkan bersama, apalagi timnas harus pulang lebih awal dari 'target' sebelumnya.
Penulis tak akan menyalahkan 22 pemain, pelatih, maupun official yang berjuang sekuat tenaga untuk MENGHARUMKAN nama bangsa dan negara. Namun, penulis hanya mencoba mengingatkan pada segenap bangsa ini agar tetap bersatu untuk mewujudkan sepakbola Indonesia yang lebih baik, bermartabat, dan menghasilkan prestasi bagi negeri.
Pengurus PSSI kini harus instrospeksi, bagaimana performa timnas kita di kancah internasional. Begitu pula mereka yg menamakan kelompoknya dgn KPSI, mereka haruslah mawas diri dengan apa yang telah mereka lakukan selama ini dalam persepakbolaan tanah air.
Sepakbola janganlah dikotori oleh kepentingan sempit golongan ataupun politik sesaat.
Kondisi sepakbola tanah air haruslah segera bangkit. Dua tahun dengan gangguan dan rongrongan yang bertubi-tubi, haruslah dihentikan sekarang. Momentum kekalahan dari Malaysia di ajang AFF CUP 2012 ini haruslah menyadarkan seluruh elemen bangsa untuk mengembalikan sepakbola ke khitahnya sebagai olah raga yang digemari rakyat dan jauh dari segala intrik dan kepentingan politik tertentu.
Ketua PSSI Djohar Arifin harus membuktikan, program pembinaan yang dirintisnya bukanlah jargon semata, namun harus nyata adanya. Masih banyak anak bangsa yang layak dan memiliki skill sepakbola selayaknya Andik maupun Vendry Mofu. Bibit-bibit muda masih tersebar di seluruh Nusantara.
Dengarkanlah aspirasi banyak pihak, turunlah langsung ke pelosok negeri. Banyak talenta-talenta muda yang belum terasah karena minimnya akses atau sebab lainnya.
Kurikulum pembinaan usia dini sudah disajikan. Kini tinggal melaksanakannya. Jangan hiraukan rongrongan dari pihak-pihak yg tidak menginginkan negeri ini berprestasi. Tetaplah konsisten dan terus berinovasi.
Memang, tidaklah mudah untuk mewujudkan semua itu. Namun, dengat tekad dan kerjasama dengan semua pihak, semua program harus dijalankan secara nyata, dan jangan hanya menjadi onggokan kertas di meja kerja.
Selamat bekerja. Hapuslah mimpi buruk di Bukit Jalil malam ini.