Nama Kuantan Singingi atau Kuansing barangkali masih terdengar asing di telinga kita. Demikian pula dengan saya yang baru paham ketika berkunjung kesana. Kuansing adalah salah satu kabupaten di provinsi Riau. Kalau kita lihat di peta, Kuansing berbatasan langsung dengan provinsi Sumatera Barat.
Sebetulnya apa yang istimewa dari Kuansing? Selain terkenal karena pacu jalur, Kuansing memiliki wisata alam yang menarik, yaitu air terjun. Ada dua air terjun yang cukup terkenal di Kuansing yaitu air terjun 7 Tingkat di Batang Koban. Hulu Kuantan dan air terjun Guruh Gemurai di Kasang, Kuantan Mudik. Yang akan saya bahas disini adalah air terjun Guruh Gemurai. Saat berada di Kuansing, saya dan beberapa teman menyempatkan diri ke air terjun Guruh Gemurai. Kami mendapat rekomendasi untuk mengunjungi tempat ini dari penduduk setempat.
Air terjun Guruh Gemurai kabarnya merupakan salah satu ikon wisata di Kuansing. Akses menuju ke air terjun ini relatif mudah. Lokasinya cukup strategis berada di wilayah perbatasan Riau-Sumatera Barat, tepatnya di desa Kasang, Kuantan Mudik. Patokan untuk menuju air terjun Guruh Gemurai cukup mudah dicari. Setelah melewati pasar Lubuk Jambi, di sebelah kanan jalan terlihat pintu gerbang untuk masuk ke area wisata air terjun. Pintu gerbang tersebut sekaligus berfungsi sebagai loket pembelian tiket masuk. Harga tiket masuk yang harus dibayar per orang adalah Rp. 3000,-.
[caption id="attachment_299052" align="alignnone" width="461" caption="Pintu masuk wisata Air Terjun Guruh Gemurai (foto: dokumen pribadi)"][/caption]
Setelah membayar tiket masuk di pintu gerbang, kendaraan yang kita bawa masih harus menempuh sekitar 1 kilometer lagi di jalan aspal yang mulus untuk tiba di lokasi. Sesampainya di lokasi, kita masih harus menuruni tangga yang cukup curam dan licin agar bisa menikmati air terjun dari dekat. Di butuhkan sedikit nyali untuk menuruni tangga. Mengapa demikian? Sebab tangga yang digunakan untuk turun ke bawah selain curam juga sudah mulai lapuk. Pegangan tangga pun juga sudah tidak utuh lagi, membuat kita harus ekstra hati-hati.
[caption id="attachment_299055" align="alignnone" width="452" caption="Salah satu angle lokasi air terjun dilihat dari atas (foto: dokumen pribadi)"]
[caption id="attachment_299053" align="alignnone" width="450" caption="Kondisi tangga untuk turun ke lokasi air terjun (foto: dokumen pribadi)"]
Saya yang awalnya agak takut dan sempat dag dig dug akhirnya bisa melewati anak tangga demi anak tangga dan ketika sampai di bawah, tepat di dekat air terjun, rasanya semua terbayar. Suasana di sekitar air terjun masih tampak alami, belum lagi terdengar gemericik suara air, dan airnya pun masih jernih. Air terjun ini berada di kawasan hutan lindung berbukit, sesuai dengan namanya, hutan lindung Bukit Betabuh. Karena kondisinya yang masih alami inilah, air yang mengalir masih bersih dan jernih. Udaranya pun masih segar. Kondisi badan saya yang saat itu sedang kurang sehat rasanya menjadi lebih enak saat menghirup udara segar di dekat air terjun.
[caption id="attachment_299058" align="alignnone" width="373" caption="Air terjun Guruh Gemurai yang masih jernih (foto: dokumen pribadi)"]
Tak jauh dari lokasi air terjun, masih di area lokasi wisata di jalan menuju ke arah pintu keluar, cobalah untuk berhenti sejenak di depan sebuah bangunan setengah jadi, lalu naik tangga sampai ke bagian paling atas bangunan. Dari atas kita bisa melihat dengan jelas kehijauan yang masih tersisa di Kuansing.
[caption id="attachment_299081" align="alignnone" width="413" caption="Kehijauan yang masih tersisa di Kuansing (foto: dokumen pribadi)"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H