Dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) adzan merupakan panggilan atau seruan bagi umat islam untuk memberitahu masuknya sholat fardhu.yang dikumandangkan oleh muadzin pada sholat lima waktu. Menurut syariat adzan adalah pemberitahuan tentang waktu-waktu sholat dengan lafadz-lafadz khusus sebagaimana yang telah ditetapkan oleh syariat. Sedangkan iqomah meruppakan pemberitahuan tentang pelaksanaan sholat akan segera dilaksanakan. Menurut syara’ iqomah pemberitahuan akan dilaksanakan sholat dengan lafadz khusus yang telah ditetapkan syariat.
Tidak jarang sekali kita mendengarkan adzan dan iqomah, karena adzan dan iqomah merupakan seruan kepada kita untuk menghentikan sejenak aktifiats, mengajak kita melaksanakan suatu ibadah yang sudah diwajibkan atau ditetapkan oleh sang kholik. Ketika kita mendengar adzan tidk lama kemudian akan diikuti dengan iqomah. Ini menandakan akan dimulainya sholat dimana imam atau pemimpin sholat sudah tiba.
Terkadang orang sering tidak sadar dengan suara adzan, mereka lebih asyik dengan aktifitasnya sendiri-sendiri daripada harus mendengarkan dan menjawabnya. Sebenarnya apabila mendengar suara adzan kita disunahkan untuk menjawab adzan tersebut. Ketika di bacaan” hayya’alashsholah dan hayya’alalfalah” disunahkan untuk menjawabnya dengan bacaan “lahawlawalaquwwataillabillahil’aliyyil’adzim”. Dan diwaktu subuh terdapat bacaan“assholatukhoirumminannaum” disunahkan menjawabnya dengan bacaan “shodaqta wabarorta wa’ana’aladzalikaminassyahidin”. Begitu halnya dengan iqomah kita disunahkan untuk menjawab iqomah tersebut.
Sesungguhnya salah satu do’a yang diijabah yaitu do’a diantara adzan dan iqomah. Diterangkan dari Annas bin Malik ra bahwa Rasulallah SAW bersabda “do’a tidak akan ditolak antara adzan dan iqomah” (H.R Abu Daud At-Tirmidzi dan Al-Baihaqi). Untuk itu perlu bagi kita membiasakan diri mendengarkan adzan dan iqamah serta menjawabnya seperti yang telah ditetapkan.
Perlu kita ketahui didalam pembelajaran mushaf rosm utsmani dijelaskan ketika melafadzkan adzan dan iqomah harus betul dan bagus bacaannya.tidak boleh sembarangan. Seperti bacaan allah diterangkan panjang bacaan allah dalam adzan tidak boleh kurang atau lebih dari satu alif atau dua harokat. Biasanya bacaan Allah yang pertama kurang panjang, bacaan Allah yang kedua diulur terlalu panjang , ini harus diluruskan karena lafadz Allah yang bisa dipanjangkan yaitu ketika takbirotul ihrom, takbir intiqol, dan ketika diwaqofkan.
Kemudian mengenai kalimah-kalimah adzan yang bagian belakang seperti assholah, alfalah, ini panjang nya maksimal tujuh alif atau empar belas harokat. Namun kebanyakan muadzin terlalu memanjangkannya memenuhi nafsunya dan mengepolkan nafasnya. Begitu pula mengenai iqomah panjang bacaannya sama seperti adzan hanya saja iqomah lebih cepat, tetapi cepatnya tidak terlalu sehingga tidak kelihatan ketentuan bacaannya dan panjang pendeknya.
Dapat kita simpulkan bahwasannya kita terlalu mengabaikan sesuatu yang justru besar manfaatnya. Kita sering mendengarkan adzan tetapi kita tidak menghayatinya, malah kita sibuk dengan hal-hal yang sepele. Begitupula dengan pelafadzannya masih bnyak yang belum faham, harus banyak diperhatikan agar tidak kelihatan serampangan. Karena adzan dan iqomah termasuk bacaan yang menjadi syiar agama. Maka harus betul-betul dan bagus bacaannya sehingga enak didengar dan tidak sembarangan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H