Mohon tunggu...
Kunenx vittree
Kunenx vittree Mohon Tunggu... -

peduli

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kesederhanaan Keluarga

12 Mei 2014   17:30 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:36 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suatu ketika saya diperjalanan menuju kampus, jalan dalam kedaan rusak dan sedang diperbaiki saya melihat senyuman tulus dari sebuah bibir anak yang sedang di bonceng ayahnya. Dia begitu erat memeluk tubuh ayahnya yang kurus itu. Saya sempat menangis melihat kedaan anak dan ayahnya itu. Saya takut sepeda yang mereka tumpangi itu remnya habis karena keadaan jalan itu sangat menurun. Meskipun hanya sekejap saya melihat anak dan ayahnya itu sangat mendapatkan pelajaran yang berharga.

Mereka tersenyum disaat orang lain banyak yang mengeluh akibat rusaknya jalan dan perbaikan jalan tersebut. Mungkin mereka tidak punya banyak waktu untuk mengeluh masalah jalan. Pertanyaan dalam hati saya, apakah mereka pernah mengeluh dengan keadaan mereka? Apakah mereka selalu bersyukur dengan keadaan mereka? Sedangkan saya sendiri sangat banyak mengeluh. Setiap saya melihat mereka di jalan, mereka selalu tersenyum. Dengan kedaan menaiki sepeda yang di belakang sepedanya ada karung yang saya tidak tahu itu isinya apa. Bagaiamanakah dengan saya yang banyak mengeluh dengan kedaan. Mesti banyak belajar dari merekayang selalu tersenyum.

Apakah senyuman itu menunjukan rasa syukur? Itulah yang jadi pertanyaan saya sekarang, sedangkan ada yang mengatakan “senyum itu ibadah”. Dalam perjalanan mereka selalu tersenyum berarti mereka sedang melaksanakan ibadah. Mungkin bahagia itu bukan saja di lihat dari materi, tetapi bahagia itu bisa di lihat seberapa jauh kita selalu bersyukur. Bagaimana dngan orang yang mengeluh, apakah masih bisa bersyukur?.

Banyak pelajaran yang dapat kita ambil hikmahnya dari hal-hal yang kita anggap tidak penting. Dari hal-hal kecil pun kkita belajar tentang suatu hal. Kesederhanaan yang menunjukan rasa syukur. Dalam kesederhanaan kita tidak akan merasa paling terkaya ataupun tercantik,terganteng dan termiskin. Kesederhanaan dalam berbicara pun itu menunjukan rasa syukur, dengan berbicara dengan sederhana kita tidak akan melukai hati orang lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun