Mohon tunggu...
Kundrat Kanda
Kundrat Kanda Mohon Tunggu... -

a dangerous man

Selanjutnya

Tutup

Politik

Politik Hollywood dalam Pemilu

23 November 2016   17:16 Diperbarui: 23 November 2016   17:25 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Mungkin banyak di antara anda yang kagum pada skill Jasson Sthattam, yang dalam setiap aksi laganya selalu tampil mengesankan. Dia bisa menghadapi musuh puluhan orang dalam beberapa menit. Atau mungkin anda bagian dari para perempuan yang suka termehek-mehek oleh pesona Jang Dong Gun yang cool dan romantis.  Mungkin juga anda lelaki yang suka dengan penampilan Margot Robbie yang begitu Hot dalam film “Scuide Squad”. Bagi kalian yang menyukai mereka, maka berterimakasihlah kepada banyak pihak yang terlibat, mulai agent pencari bakat, scripter, director dan creative team.

Bagaimana tidak, sang hero yang anda idolakan terlahir dari proses panjang para sineas. Tak banyak orang yang punya kesempatan bagaimana sebuah film dibuat, dan bagaimana actor pujaan anda banyak melakukan kesalahan hingga akhirnya jadi sebuah scene yang sempurna. Bahkan tak sedikit actor yang dimarahi director. Tiap dialog yang terucap dari bibir manis sang hero, gesture tubuh, semua tertulis di script. Dan sang sutradara pun mendirectnya dengan sempurna, dibantu tim kreatif yang sibuk kesana kemari. 

Tak selesai disitu, di studio ditambahkan lagi berbagai effect computer agar adegan lebih mengesankan. Bahkan disini bisa diciptakan realitas virtual yg seolah nyata. Sang Aktor seperti loncat ke jurang, padahal hanya loncat dua meter saja di atas panggung di studio. Tak berhenti smpai disitu, tim produksi pun harus evaluasi berkali-kali untuk memasikan finishing yang baik. Setelah itupun masih adalagi tugas marketing yang mempropagandakan agar film itu ditonton banyak orang.

Lalu bagaimana dengan sang HERO di dunia politik? Para politisi yang kemudian diangkat jadi pemimpin baik local daerah ataupun kelas presiden, mereka juga awalnya actor murahan yang kadang dating dari lulusan teater kampus yang ikut casting. Para politisi senior dan taipan adalah pencari bakat sekaligus investor yang jeli melihat talenta baru.  Politisi yang dianggap orang yang selalu tampil di TV dngan gaya khasnya, baju kotak-kotak, peci dan baju ala bung karno, dan gaya ngomong ceplas-ceplos, adalah bagian dari pekerjaan sineas politik.

Apakah anda akan masih kagum pada sang hero, jika anda melihat langsung bagaimana calon gubernur, bupati dan presiden diajari oleh konsultan politik cara tersenyum, melambai, cara bicara, bahkan cara mengelak pertanyaan yang menyudutkan. Anda masih ingat bagaimana jokowi berlari masuk panggung saat kampanye di GBK?, anda ingat Jokowi katanya suka rock metal ? (walaupun wajahnya sama sekali gak cocok). Pertnyaan kita, setelah dia sukses mendulang kekuasaan, apakah gaya berlari ke panggung masih ada? Apakah dia terliht sepert rocker? Apakah dia naik bemo tanpa pengawalan lagi? Tentu tidak. Film sudah berakhir, Naskah sedah berganti, sekarang dia memerankan orang yang lain lagi. Bukan lagi jokowi orang solo yang wong deso, bukan lagi jokow gubernur Jakarta.

Politik Hollywood di Indonesia mulai mai sejak naiknya SBY jadi presiden 2014. Dengan FOK sebbagai konsultan politiknya, SBY suskes dapat piala ocar presiden. begitu juga Jokowi naik jadi gubernur adalah sentuhan MASAN NASBI dengan CYRUSnya, yang tim ini kini dipaai Ahok dalam pemenangan pilgub 2017. Pada saat Naik president jokowi menggunakan jasa DENY JA dengan LSInya sebagai konsultan politik yang dia percayai, dan itupun sukses mengalahkan robby allyn sebgai konsultan politik impor.

Jadi bagi anda yang berpikir bahwa semua pendukung politisi adalah relawan yang tulus demi perbaikan Negara, itu semu bohong. Jika pun ada orang yg ikut-kutan, berate dia dibodohin dan dimanfaatkan, padahal anggaranya besar untuk itu.

SO…selamat menyaksikan acting actor idola anda dalam pilkada.

Salam lima jari…. pake peureup

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun