Mohon tunggu...
kuncung bawuk
kuncung bawuk Mohon Tunggu... -

Cilikanku rambutku dicukur kuncung..

Selanjutnya

Tutup

Catatan

catatan sikil.

13 Juli 2011   07:22 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:42 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nafasnya hangat , tawanya membahana, senandungnya merdu dikala mengantarku ke peraduan. keelokannya penuh misteri, satu terungkap, memunculkan rahasia baru yang selalu menantangku. tak mudah untuk menikmatinya, namun bukan hal mustahil untuk dilakukan. Menyibak tabirnya menbuncahkan gairahku untuk terus menyelaminya.

Sudah sering aku menemuinya,  tapi bukan kebosanan yang aku rasakan, justru rasa cinta yang semakin dalam kepadanya. Bukan hal baru bila aku tidur bersamanya, namun bukan keengganan yang aku rasakan,  justru kerinduan yang begitu besar  saat aku beranjak dari pelukannya. Memang bukan hanya dirinya yang  menjadi penawar kejenuhanku, bukan hanya dirinya yang menemani perjalananku. bukan hanya dirinya yang menjadi pengisi lembaran kisah hidupku. Namun dia punya tempat tersendiri dihatiku yang membuatku rindu, untuk selalu menapakkan kakiku ditanahnya yang coklat kemerahan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun