Prof. DR. H. Kamsi Muchrodji, M.A dalam khutbah Iduladha 1444H memaknai ajaran qurban yang disyariatkan oleh SWT sebagai berikut :
Alloh dan Rosulnya harus dicintai dengan memperlihatkan kepatuhan dan ketaatan kita kepada perintahNya.
Mendidik manusia untuk senantiasa bersikap ikhlas dan tulus memiliki makna simbolik yang sangat tinggi, bahwa manusia dididik untuk "Menyembelih nafsu-nafsu hewaniyah yang ada dalam dirinya ", nafsu-nafsu hewaniyah yang mewujud dalam bentuk egoisme, keserakahan, ketamakan, perampokan, perkosaan, eksploitasi manusia atas manusia, korupsi, penindasan, kesewenangan, dan bentuk kemungkaran serta kejahatan lainnya haruslah dikekang atau dilenyapkan dalam diri manusia. Ajaran qurban berfungsi untuk memanusiakan manusia.
Ajaran manusia untuk memiliki kepekaan sosial yang dalam. Sifat rela berkurban memiliki nilaii insaniyah yang tinggi. Manusia dididik untuk memberikan sebagian hartanya (hewan qurban) untuk disembelih dan dagingnya diberikan kepada orang yang sangat membutuhkan tanpa membedakan agar mereka dapat merasakan kebahagiaan pada waktu iduladha.Â
Penutup.
Meningkatkan kualitas manusia itu tidak lain ialah menegakkan kemanusiaan itu sendiri, yaitu manusia yang memahami hakekat penciptaan alam semesta, manusia yang memahami ke adilan, manusia yang berbudaya, dan berusaha melestarikan tata kehidupan, mencintai keindahan dan kebenaran, menjunjung tinggi al Akhlaq al-Karimah, mengembangkan ilmu pengetahuan dan menciptakan kehidupan di dunia ini sebagai kilasan surga yang diproyeksikan di dunia.
Pembinaan kualitas generasi muda dalam menyongsong kiprahnya globalisasi era digital yang akan memiliki karakteristik yang khas. Peran orang tua dan pendidik sangat diperlukan  dalam menghadapi kecenderungam sikap perilaku mereka pada jamannya (Z dst), sehingga mampu bersaing dengan bangsa lain, dan siap berkorban memikul tanggung jawab meneruskan perjuangan bangsa menuju cita-cita masyarakat yang adil dan makmur.