Mohon tunggu...
kuncoro Pr
kuncoro Pr Mohon Tunggu... Guru - Guru SMA Taruna Nusantara, Ketum Forum Pena Guru Literasi PGRI Jateng (FPGL), Ketum Forum Pembibing Peneliti Belia Indonesia (FPPBI)

Jogging, fotografi,riset, lingkungan hidup dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Ciplukan yang Tak Diduga

25 Januari 2023   09:00 Diperbarui: 25 Januari 2023   09:09 741
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kadang kita tidak sadar membuang tanaman perdu disekitar tanaman utama di kebun atau halaman, sedangkan bisa jadi tanaman perdu tersebut memiliki manfaat yang lebih besar dari tanaman utama dalam bidang kesehatan, karena dianggap mengganggu tanaman utama karena tumbuhnya liar.

Salah satu diantara sekian banyak tanaman perdu tersebut adalah tanaman "Ciplukan". Ciplukan tumbuh dengan cepat dan berbuah bulat-bulat dengan dilapisi kulit tipis berbentuk kubah segi lima (lihat gambar). Buah pada awalnya berwarna hijau, setelah tua berwarna kecoklatan, rasanya manis-kecut ada bulir-bulir biji seperti buah kersen (jw:talok).

Beberapa Nama di daerah.

Nama latin dari ciplulan adalah Physalis angulata L. Didaerah ciplukan tersebut terkenal dengan nama morel berry di Inggris, ceplukan d cecendet di Sunda, keceplokan di Bali, dan leletokan di Minahasa.

Kandungan yang terdapat pada buah ciplukan anatra lain :

- senyawa chlorogenik acid, asam sitrum dan fisalin, asam malat, alkaloid, tanin, kriptoxantin, vitamin C dan gula, serta elaidic acid.

Selain buahnya, daun ciplukan juga bisa dimanfaatkan baik untuk kesehatan dan sayuran dengan manfaat yang baik bagi kesehatan tubuh :

Mulai dari menurunkan kadar kolesterol, peradangan sampai dengan diabetes dan lain sebagainya.

Budidaya ciplukan bisa dilakukan secara terbuka di halaman(kebun) atau bisa di pot dengan buah tua yang sudah kering. Buah ciplukan juga bisa dijadikan selai, jus dan dikeringkan, bahkan bisa sebagai alternatif usaha baru menambah pundi dapur ibu. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun