Gejolak di Timur Tengah, telah membuat harga minyak dunia saat ini  sudah mencapai 120US$/barel.
Kontrak Utama New York harga minyak mentah jenis light sweet untuk pengiriman Mei pada harga 105,35 US$.
Sedangkan di London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Mei di harga 123,14 US$. (Ant)
Harga minyak dunia saat ini melesat mencapai angka tertinggi yang didorong oleh ketegangan geopolitik produsen minyak mentah utama Iran dengan Barat.
Keadaan ini tentunya sangat mengkuatirkan untuk kehidupan kita semua, mengapa?
Penulis bukan lebay atau melebih-lebihkan, betapa tidak hampir seluruh proses produksi dan sistem transportasi menggunakan Bahan Bakar Minyak. Artinya jika harga minyak dunia terus merangkak naik dan harga BBM juga ikutan naik, tentunya akan mempengaruhi Industri dan sistem transportasi di tanah air.
Saat inipun pemerintah sudah merencanakan akan menaikan BBM bersubsidi per 1 April untuk mengurangi beban subsidi akibat meroketnya harga minyak dunia.
Demo penolakan atas rencana pemerintah menaikan BBM bersubsidi sudah terjadi baik di Ibukota Jakarta maupun dikota-kota lain seperti Medan dan Makasar.
Talk Show di media televisi juga ramai membahas mengenai rencana kenaikan BBM bersubsidi, tapi sayang talk show yang ada sepertnya tidak pernah memberikan solusi terbaik untuk menghindari kenaikan BBM bersubsidi malah cenderung mempertajam pertentangan antara yang pro dan kontra terhadap rencana kenaikan BBM bersubsidi bukan mencari solusi yang tepat atas kenaikan harga minyak dunia yang terus melambung tinggi.
Penulis disini melihat bahwa pro dan kontra yang terjadi dimasyarakat adalah hal yang wajar, namanya juga negara demokrasi, siapun bebas mengutarakan pendapatnya asalkan sesuai dengan aturan yang berlaku di Republik ini.