Mohon tunggu...
Kuncoro
Kuncoro Mohon Tunggu... Administrasi - Saya adalah Pecinta Travel

Menulis adalah pekerjaan mudah yang tidak dapat dilakukan oleh semua orang, namun percayalah dengan membuat tulisan demi tulisan maka akan melahirkan tulisan yang bermanfaat dan menjadi penulis yang handal, Salam ....

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Samakah 6 x 4 dengan 4 x 6 ?

26 September 2014   05:06 Diperbarui: 17 Juni 2015   23:29 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Pertanyaan itu sangat menarik samakah 6 x 4 dengan 4 x 6 ? Jawabnya adalah beda jika yang menjawab tukang cuci cetak foto coba aja ke tukang cuci cetak foto pasti hasil cetakannya akan berbeda, karena prinsip yang dipergunakan Panjang x Lebar (P x L) namun jika dijumlahkan hasilnya sama yaitu 24 artinya 6 x 4 dengan 4 x 6 adalah sama, jadi mana yang benar?
Jawabannya tergantung penalaran masing masing karena tulisan ini bukanlah tulisan ilmiah.
Terlepas dari itu semua, sesungguh dunia pendidikan bukanlah tempat untuk menyalahkan muridnya namun untuk memberikan bekal keilmuan kepada peserta didik dengan meluruskan apa yang salah dengan memberikan jawaban yang benar bukan sekedar menyalahkan.
Jika anak masuk sekolah sepertinya mereka tidak boleh salah, serta orang tua akan kecewa atau memarahi anaknya jika mendapatkan nilai merah, jika demikian maka akan berdampak buruk bagi perkembangan anaknya.
Nilai sebuah ujian bukanlah segalanya itu hanya indikator dari daya serap anak terhadap apa yang diajarkan oleh gurunya yang terpenting adalah anak mengerti dan memahami proses yang ada didalam pembelajarannya.
Sesungguhnya yang terpenting adalah bagaimana mengindentifikasi kemampuan anak, dimana kemampuannya dan disitulah seorang anak diarahkan dikembangkan.
Pada dasarnya menurut pengamatan penulis dibagi menjadi dua yaitu anak yang bekerja dengan otak kanan dan anak yang bekerja dengan otak kiri.
Ada anak yang cerdas, mampu berlogika dan memiliki penalaran yang mumpuni dan ada anak yang memiliki daya ingat cukup kuat namun kurang dari sisi penalarannya.
Mungkin dalam batas yang tegas adalah ada anak yang mampu dibidang keilmuan eksakta seperti matematika, fisika, kimia dan sejenisnya dan ada anak yang mampu dibidang ilmu-ilmu sosial dan seni.
Disinilah sebenarnya para orangtua maupun para tenaga pendidik mampu mengidentifikasi kemampuan anak sejak dini dan mengarahkan seorang anak kedalam keilmuan sesuai bakat, minat dan kemampuannya.
Namun faktanya tidak demikian, seluruh anak didik dituntut memiliki kemampuan yang sama  pada level jenjang pendidikan tertentu yang dapat dilihat dari ujian akhir dengan mata pelajaran yang sama sementara kemampuan anak berbeda akhirnya bagi mereka yang tidak lulus tidak dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Haruskan seorang anak didik menguasai seluruh mata pelajaran yang ada? Silahkan direnungkan dan jawabannya hanya anda yang tahu
Inti dari dunia pendidikan yang terpenting adalah anak didik mengerti dan memahami proses yang ada didalam setiap pelajaran yang diberikan, jika proses pendidikannya baik maka akan menghasilkan anak didik yang baik pula nilai hanyalah indikator daya serap anak terhadap materi yang diberikan bukan merupakan tujuan akhir dari sebuah pendidikan.
Pendidikan yang baik akan menghasilan lulusan yang mampu survive dalam kehidupan, bukan sekedar bangga atas predikat Cumlaude yang diterimanya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun