Mohon tunggu...
Kunarso
Kunarso Mohon Tunggu... Dosen - Pembelajar

Belajar berbagi tanpa bermaksud menggurui

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kondisi Tak Membahagiakan pun Bisa Diterima

3 Juni 2022   15:48 Diperbarui: 3 Juni 2022   15:59 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kehidupan manusia diliputi oleh perubahan-perubahan yang akan terus terjadi. Terdapat berbagai jenis perubahan, akan tetapi apabila digolongkan bisa menjadi dua kategori yakni perubahan dari hal membahagiakan menuju hal tidak membahagiakan, serta sebaliknya perubahan dari hal tidak membahagiakan ke arah yang lebih membahagiakan. 

Sebagai contoh, pada waktu tertentu seseorang akan memperoleh keberuntungan, pujian, serta memiliki ketenaran yang baik. Namun tidak jarang seseorang juga memperoleh ketidakberuntungan, celaan, serta tidak dihargai oleh orang-orang di sekitar.

 Menerima hal-hal membahagiakan yang datang menghampiri sesungguhnya sangatlah mudah, akan tetapi mampu menerima hal-hal tidak membahagiakan sesungguhnya membutuhkan perjuangan yang sangat berat. Dibutuhkan sebuah sikap lapang dada untuk dapat menerimanya. Meski demikian, bukan berarti tidak ada hal yang bisa dilakukan untuk membantu seseorang agar dapat menerima hal-hal yang tersebut.

Langkah awal untuk menghadapi kondisi kurang membahagiakan yang datang menghampiri dalam hidup adalah menerimanya dengan sepenuh hati. Dalam diri harus merenungkan bahwa hal-hal yang tidak membahagiakan merupakan hasil dari perbuatan diri sendiri. 

Tidak mungkin seseorang mampu untuk bersembunyi dari akibat perbuatan (kamma/karma) yang tidak baik, ibarat sedang memanen tanaman yang tidak baik. Hal ini sesuai dengan nasehat Buddha sebagai berikut:

"Tiada suatu kawasan di dunia, baik di angkasa, di tengah samudera, 

Atau menyusup ke celah pegunungan, di mana pun berada, 

seseorang dapat lolos dari (akibat) perbuatan buruknya".

(Dhammapada ayat 127)

Setelah mampu menerima hal buruk yang telah datang menghampiri, langkah selanjutnya adalah menentukan sikap. Terdapat dua sikap yang bisa dilakukan, pertama yakni menerima saja tanpa melakukan tindakan untuk merubah karena menyadari bahwa hal tersebut tidak dapat dirubah, kedua melakukan perubahan dikarenakan hal tersebut dapat dirubah. 

Sebagai contoh sebagian orang menganggap bahwa peristiwa perubahan tubuh menjadi tua lalu mengalami kematian merupakan hal yang tidak membahagiakan, menghadapi hal ini hendaknya seseorang cukup menerima saja karena faktanya memang demikian tanpa bisa dirubah. 

Hal ini tentu berbeda ketika seseorang mengalami kerugian ataupun prestasi yang belum memuaskan. Keadaan ini hendaknya diterima, namun perlu melakukan perubahan, sebab hal tersebut dapat dirubah dengan perencanaan dan usaha yang lebih baik lagi.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hal-hal yang tidak baikpun sesungguhnya bisa diterima dengan cara memiliki pemahaman bahwa hal tersebut merupakan bagian dari fakta kehidupan yang harus diterima sebagai hasil dari perbuatan diri sendiri. Selanjutnya menentukan sikap hanya menerima saja atau menentukan tindakan untuk melakukan perubahan.




Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun