3.Membantu anak memahami permasalahannya
Jika anak sudah mau menceritakan tentang masalah yang dialaminya, ini merupakan pertanda yang baik. Sudah ada keinginan yabg terselip dalam hati anak untuk mengatasi derita hatinya. Tetapi, jika anak masih membungkam orang tua dapat mengetuk pintu hatinya dan memberi dukungan emosional dengan menyentuh dan memeluk anak. Setelah anak dapat mengungkapkan masalahnya, kemudian yakinkan anak untuk mau menerima realita atau keadaan apa adanya secara ikhlas.
4.Meyakinkan anak pada kemampuan dirinya
Anak perlu diajak untuk mengembangkan aktivitas lainnya. Terlebih aktivitas yang dapat mengatasi permasalahannya. Misalnya, jika anak selama ini selalu menjadi bahan olok-olokan temannya karena kekurangan yang dimilikinya, sehingga menyebabkan dirinya terkucil. Anak dianjurkan untuk tidak menanggapi apa yang dilakukan teman-temannya. Melainkan lebih memfokuskan untuk mengembangkan nilai plus diri yang dimilikinya.Â
Anak tidak boleh pesimis terhadap kemampuan dirinya, karena setiap manusia itu memiliki kelebihan atau potensi masing-masing. Tugas anak adalah untuk memunculkan nilai plus diri (kelebihan) yang terpendam dari dalam diri anak. Nilai plus diri ini bisa muncul dari bkat, hobi, atauoun kreativitas dari anak sendiri.
5.Kembangkan rasa percaya diri anak
Bangun pengertian anak, bahwa masalah bukan merupakan beban yang harus ditakuti. Anak tak boleh memandang rendah kemampuan diri sendiri. Seburuk apapun kondisi yang dihadapi, ank masih mempunyai kekuatan dan kemampuan untuk mengatasinya. Karena setiap masalah pasti punya cara menyelesaikan atau punya jalan keluarnya.Â
Tanamkan keyakinan anak "mampu" menyelesaikan segala bentuk masalah. Kembangkan kreativitas berpikir anak dalam memecahkan suatu masalah. Dalam menyelesaikan masalah anak, jangan hanya terpaku pada satu cara. Jika tidak bisa dengan cara satu, maka harus dengan cara lain dan seterusnya.
Gunakanlah beberapa cara diatas jika anak mengalami depresi pada dirinya.
Semoga bermanfaat.