Mohon tunggu...
Kumalasari
Kumalasari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Magister UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

I am a life learner and foreign language enthusiast, I like writing a motivational words and article on journal. I am a content creator

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Anak Pembuat Onar Didikan dari Ketidakpedulian Orang Tua

27 Juni 2024   22:27 Diperbarui: 27 Juni 2024   22:38 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

"Segala sesuatu yang kita pikirkan dengan segenap perhatian, energi, dan konsentrasi pikiran, baik hal yang positif maupun negatif akan datang dalam kehidupan kita"-Michael J.Losier- (dalam buku  Quranic Law of Attraction)

Tulisan ini hadir dari keresahan yang sempat dirasakan penulis ketika berhadapan langsung dengan anak-anak pembuat onar di sekolah, setelah membaca beberapa buku penulis menemukan gambaran yang mungkin saja dialami oleh anak-anak yang nakal di sekolah, bahkan setelah mereka dewasa. Ketika anak masih pada usia balita, ingatan mereka merespon apa yang mereka dengar. Selain itu, segala sesuatu yang ia dengar bisa menjadi input bahasa atau kosa kata yang akan Ia dapatkan, sedangkan input perlakukan orang tua dan sekitarnya akan membentuk kepribadian seorang anak ketika mereka tumbuh dewasa, lebih tepatnya bagaimana mereka akan memperlakukan orang lain. Maka, sebagai orang tua atau orang yang dekat dengan anak-anak diharuskan untuk dapat menjaga segala ucapan dan tindakan dengan baik, karena itu akan menjadi dampak tersendiri ketika mereka beranjak dewasa.  Lebih berbahaya lagi, jika anak-anak mendapat perlakuan keras atau kekerasan di waktu mereka kecil dari orang dewasa, akan membentuk mereka menjadi seseorang yang terkena gangguan trauma PTSD (Post traumatic Stress Disorder).Hal tersebut disebutkan dalam sebuah buku Emotional Intelligence karya Daniel Goleman yang didasarkan pada riset.  Tidak ada anak yang sepenuhnya nakal, bisa jadi cara kita memahami mereka yang perlu diperhatikan.

Dalam buku Emotional Intelligence karya Daniel Goleman disebutkan bahwa kehidupan keluarga merupakan sekolah pertama kita untuk mempelajari emosi; dalam lingkungan yang akrab ini kita  belajar bagaimana merasakan perasaan kita sendiri dan bagaimana orang lain menanggapi perasaan kita. Anak yang dididik dengan dipenuhi kekerasan biasanya akan menjadi anak yang lumayan keras dan susah diatur, selain itu mereka biasanya lebih bandel. Hanya saja kita tidak dapat kita pukul rata, karena terkadang mereka mendapat perlakuan baik di lingkungan sekolah dan memicu mereka untuk menjadi baik. Something i wanna give a higlight is the power of environment. Lingkungan menjadi sesuatu yang sangat berpengaruh bagia anak-anak, tidak hanya anak-anak, orang dewasapun akan mengikuti karakter dan kepribadian seperti apa lingkungannya. 

Hal ini juga dapat berdampak bagi proses pembendaharaan bahasa seorang anak, bagaimana otak menginput bahasa dan kemudian masuk dalam ingatan sesuai dengan bahasa yang sering Ia dengarkan. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Heidi M.Feldman,.MD.PHD yang berjudul "The Importance of Language Learning Environment To Child Language Outcomes menyebutkan  bahwa fitur pembelajaran dari  lingkungan berdampak bagi proses pengembangan bahasa seorang anak atau Ia sebut dengan "language nutrition" atau nutrisi bahasa. Dapat kita ambil permisalahan ketika seorang anak mendapat banyak kata-kata kotor dari  lingkungannya maka ia akan mengeluarkan kata-kata tersebut, karena kata-kata tersebut sudah terekam dalam neokorteks di dalam otak anak yang akan berdampak kepada pola pikir seorang anak.

Dapat dikatakan bahwa kepribadian seorang anak ditentukan dari  bagaimana ia dididik.


Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun