Mohon tunggu...
Humaniora

Perjuangan Martha Christina Tiahahu

2 Mei 2019   15:04 Diperbarui: 7 Juli 2021   22:06 773
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perjuangan Martha Christina Tiahahu (unsplash/freestocks)

Martha Christina adalah seorang gadis remaja pemberani yang ikut bertempur di garis depan pertempuran.
Martha Christina Tiahahu terlahir di era peperangan, yaitu pada 4 Januari 1800 di Nusa laut, Maluku. Merupakan putri dari Kapitan Paulus 

Tiahahu, yaitu seorang kapitan dari negeri Abubu yang juga terlibat dalam Perang Pattimura pada tahun 1817 melawan Belanda.
Martha sudah terbiasa mengatur pertempuran dan membuat kubu pertahanan karena Ia sering mengikuti ayahnya menghadiri perencanaan perang.

Baca juga :Monumen Martha Christina Tiahahu

Usianya baru 17 tahun tatkala Martha Christina Tiahahu terjun langsung dalam medan perang melawan tentara kolonial Belanda.
Sejak awal perjuangan, Martha Christina selalu ikut mengambil bagian dan mendampingi ayahnya di setiap pertempuran di Pulau Nusalaut sampai di Pulau Saparua.

Martha Christina tampak hebat saat melawan musuh bersama para pejuang rakyat dalam pertempuran yang sengit di Desa Ouw -- Ullath jasirah tenggara Pulau Saparua. Tetapi,  karena tidak seimbangnya persenjataan, adanya tipu daya musuh dan pengkhianatan, tokoh-tokoh pejuang berhasil ditangkap dan harus menjalani hukuman. Kapitan Paulus Tiahahu divonis hukum mati tembak.

Baca juga : Kartini Versus Martha Christina Tiahahu

Martha Christina Tiahahu berjuang untuk melepaskan ayahnya dari hukuman mati, namun usahanya gagal dan ayahnya tetap ditembak mati.

Tidak ingin bersedih terlalu lama, Ia pun kembali melakukan pemberontakan terhadap Belanda sampai ia ditangkap kembali oleh Belanda bersama para pemberontak lainnya.

Baca juga : Nusa Laut Jadi Lokasi Puncak Acara Dua Abad Kepahlawanan Martha Christina Tiahahu

Belanda membawa Martha bersama pemberontak lainnya yang berhasil ditangkap ke kapal Evertzen di pekerja paksakan di Pulau Jawa. Di atas kapal tersebut Christina Martha tidak mau menerima pemberian Belanda sama sekali,  termasuk makanan dan minuman. Kondisinya pun menjadi buruk sehingga akhirnya Ia pun jatuh sakit, meski setelah sakit, Ia terus menolak semua pengobatan dan makanan yang diberikan. 2 hari sebelum ulang tahunnya yang ke-18,  pada tanggal 2 Januari 1818, Christina Martha akhirnya meninggal dunia di atas kapal dan jenazahnya diturunkan di Laut Banda.

Atas jasa-jasanya,  Martha Christina Tiahahu diberikan gelar Pahlawan Kemerdekaan Nasional oleh Pemerintah Republik Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun