Mohon tunggu...
Cahaya Kumalasari
Cahaya Kumalasari Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

belajar menjadi istri yang baik dan ibu yang penuh kasih sayang...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Lebih Hebat dari Ranking Satu

2 April 2014   18:11 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:10 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1396411756494824653

Apakah ada hal yang lebih berharga dari rangking satu?  Bertahun-tahun yang lalu, jauh didalam hati
tersirat pertanyaan mengenai makna rangking satu.  Meski sempat mengenyam rangking satu selama enam tahun, tapi itu tidak memberikan arti lebih.  Meski seolah menjadi rangking satu hebat, tapi di manakah kehebatannya? Rangking satu hanya satu predikat yang diperoleh karena sedikit lebih rajin belajar dan banyak beruntung karena teman-teman yang lebih sedikit lagi belajarnya.

Apakah makna rangking satu dalam kehidupan nyata? Jika rangking satu, apakah akan bahagia, akan mudah mendapat pekerjaan yang baik, menjadi pns atau gaji yang layak?  Atau mungkin akan dikenal sebagai anak pintar yang kemudian akan menarik banyak lawan jenis untuk suka kemudian akan bertemu dengan pasangan seorang pangeran tampan berkuda atau putri jelita dengan gaun aneka warna?  Ada banyak pertanyaan tentang makna rangking satu.  Meski mungkin bagi sebagian orang di desa ada satu dua anak dikenal sebagai anak yang pintar, apakah karena rangking satu? Jika rangking satu yang terbaik, kemudian rangking dua sedikit kurang dari baik dan selanjutnya dan selanjutnya… Bagaimana dengan 20 orang lainnya?  Atau apakah yang rangking 20 kurang baik dari yang rangking satu?

Dulu, ada banyak anak hebat di sekolah.  Salah satunya anak yang memiliki rangking terendah di kelas adalah salah seorang yang dapat disebut sebagai sahabat terbaikku.  Dia bisa mengajari membuat berbagai mainan dari daun kelapa dan janur, dia bisa mencari kayu untuk memasak di dapur (dan juga bisa memasak).  Bukankah dia juga seorang anak yang hebat?

Seorang anak lainnya, dia pintar membuat pisau dari kayu, hiasan dinding dari bamboo dan perabotan tembikar untuk boneka dari tanah liat.  Bukankah dia juga seorang anak yang hebat?  Dan apakah yang terjadi jika bukan lagi yang rangking satu?

Di atas langit ada langit.  Dan itu terbukti saat seseorang melanjutkan ke jenjang sekolah yang lebih tinggi di mana persaingan bukan hanya mencakup kecerdasan antar rumah tangga namun antar desa bahkan antar kota.  Lalu apakah jika menjadi rangking satu maka akan cukup pintar, cantik atau keren? Bukanlah siapa-siapa, yang pintar atau yang cantik maupun yang keren.  Toh pada akhirnya kehidupan itu menjadi sangat relatif, tergantung pada persepsi dan standar seseorang dalam menilai.  Tapi apakah yang sebenarnya diinginkan atau diperlukan oleh seseorang untuk hidup bermasyarakat? Ternyata ada yang lebih berharga dari rangking. Ketrampilan, kesungguhan, kebaikan dan ketulusan.

„Sesungguhnya orang yang pintar akan dikalahkan oleh orang yang rajin, orang yang rajin akan dikalahkan oleh orang yang beruntung, orang yang beruntung akan dikalahkan oleh orang baik yang tulus ikhlas“.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun