Mohon tunggu...
Kumaila Hakima
Kumaila Hakima Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Bakrie

Seorang perempuan yang masih mencari hobby tetap nya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Aksi Palestina dengan Memboikot Produk Pro Israel, Apakah Efektif?

31 Oktober 2024   14:04 Diperbarui: 31 Oktober 2024   14:05 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ZonaIntelektual.com

Terdapat banyak pandangan yang diutarakan oleh para tokoh sosiolog terkait dengan paham Gerakan Sosial. Penulis mengambil salah satu pengertian dari Tokoh Cohen di tahun 1983, menerangkan bahwa terminologi Gerakan sosial ialah Aksi yang dijalankan oleh sekelompok orang yang bersifat organisir dengan maksud tujuan untuk memodifikasi atau menjaga elemen tertentu dalam masyarakat yang lebih besar.

Sangat esensial untuk dipahami kalau suatu Gerakan Sosial dapat bertahan dalam periode yang panjang, karena Gerakan itu diciptakan tidak secara spontan, melainkan melalui rangkaian yang cukup Panjang, direncanakan, terorganisir, dan memiliki aturan baik yang sifatnya terterah ataupun tidak layak untuk diikuti oleh anggota tersebut 

Salah satu contoh Gerakan Sosial ialah aksi Boikot produk pro Israel. Konflik Palestina dan Israel merupakan konflik paling kompleks dan berkepanjangan di dunia, konflik ini sudah cukup lama dimulai yaitu sejak abad ke-20. Ketegangan ini berawal dari klaim kepemilikan dua kelompok yang berbeda terhadap wilayah yang sama, yang dipicu oleh Sejarah Panjang kolonialisasi dan pergeseran demografis.

Dengan kurun waktu yang cukup lama konflik ini masih terus berlangsung, hingga di tahun 2021 adalah puncak rekor yang paling mematikan, dimana pasukan tantara Israel berhasil membunuh 319 warga palestina termasuk diantaranya membunuh 71 anak di bawah umur. Gempuran Israel ini tentunya merupakan tindak kebengisan dalam perang dan pelanggaran terhadap hukum perang karena nyaru dengan target militer yang dituju Israel. Begitu juga dengan Palestina yang dituduh melampaui hukum dengan melancarkan 320 serangan roket dan mortar ke inti penduduk Israel. Gempuran yang tidak menyasar target militer adalah kesalahan hukum, terutama serangan yang disengajakan tanpa kalkulasi termasuk kedalam kejahatan perang.

Konflik Israel dan Palestina terus berlangsung hingga sekarang sehingga banyak menimbulkan gelombang protes di berbagai belahan dunia, termasuk Masyarakat Indonesia. Aksi Boikot ini dipicu sebagai respons terhadap konflik yang sedang terjadi di Palestina. Trend dukungan boikot produk pro Israel muncul dan semakin terkenal sejak MUI mengeluarkan Maklumat No.83 Tahun 2023 tentang Hukum Pembelaan Terhadap Perlawanan Palestina tercatat tanggal 8 November 2023. Dalam Maklumat tersebut, MUI mengatakan bahwa membela (pro) serangan Israel ke Palestina dinyatakan sebagai tindakan yang haram. MUI juga menjerumuskan Kaum Muslimin agar menjauhi negosiasi dan memakai barang yang berkaitan dengan Israel serta yang pro dukung perampasan dan zionisme. Kendatinya, MUI belum pernah meluncurkan secara rinci daftar barang Israel dan yang terhubung dengan Israel.

Selain itu, Yayasan Konsumen Muslim Indonesia (YKMI) menyatakan bahwa boikot barang yang Pro Israel memunculkan transformasi kebiasaan baru bagi pengguna muslim Indonesia untuk lebih menyaring penggunaan barang lokal, hal itu sangat berpengaruh sehingga berpotensi untuk membuka lapangan pekerjaan baru di dalam negeri. Banyak pengguna dalam negeri turut serta dalam boikot tersebut. YKMI berpandangan dalam aksi boikot ini adalah sebagai wujud kepedulian sekaligus perlawanan atas genosida Israel terhadap Palestina. Disisi lain, Pendidik Komunikasi Pemasaran di London School of Public Relations Safaruddin berpendapat bahwa boikot ini bisa menjasi peluang untuk barang lokal. Brand lokal bisa mempunyai keluasan untuk mempromosikan kehebatan barangnya serta reputasi merek sebagai barang nasional yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.

Selain itu, telah kita lewati bersama masa kampanye capres dan cawapres di tahun 2024 diketahui bahwa selama masa kampanye, Gerakan Kebangkitan Produk Nasional (Gerbang Pronas) dan YKMI juga menggelar forum Bersama untuk berbicara dengan tim relawan/pendukung capres -- cawapres paslon nomor urut 01, 02, dan 03 dengan tema 'Komitmen Capres -- Cawapres Terhadap Aksi Boikot Produk Terafiliasi Israel' di caffe Tandean di Jakarta pada hari Jum'at 2 Februari 2024. Selain masing -  masing rewalan tampak hadir juga sejumlah aktivis islam, jurnalis, ulama, serta mahasiswa  ikut menyaksikan forum dialog Bersama. Meskipun mempunyai maksud yang berbeda baik dari Pronas maupun YKMI, tetapi tujuannya satu yaittu Boikot produk Pro Israel, karena secara global, Gerakan ini terbukti mengasilkan pengaruh signifikan yang mendorong bisnis barang Pro Israel mengalami penurunan saham.

Dalam aksi Boikot produk yang Pro Israel telah banyak memicu perdebatan di Indonesia, dengan argument pro dan kontra yang mencolok. Terkait dengan beberapa argument pro boikot diantaranya:

  • Solidaritas terhadap Palestina: terdapat banyak dukungan boikot yang beragumen bahwa Tindakan ini adalah wujud solidaritas terhadap rakyat Palestina yang mengalami penindasan. 
  • Tekanan Ekonomi pada Israel: Pendukung percaya bahwa dengan memboikot produk pro Israel dapat memberikan tekanan ekonomi yang signifikan, melihat dari Sejarah yang menunjukkan bahwa aksi boikot dapat berhasil seperti yang terjadi dalam runtuhnya rezim apartheid Afrika Selatan.
  • Peningkatan Permintaan Produk Lokal: Ahli Ekonomi, seperti Dr. Nuradli Rizwan Shah Mohd Dali berpendapat bahwasannya boikot dapat meningkatkan penjualan barang lokal, dan meningkatkan daya beli pasar lokal untuk mendorong kemajuan nasional.

Terdapat juga beberapa Argumen Kontra diantaranya:

  • Dampak Ekonomi Negatif: Tindakan ini dapat mengakibatkan kerugian ekonomi lokal, terutama bagi Perusahaan yang terkonsolidasi dalam produk tersebut. Penurunan penjualan bisa berakibat PHK massal yang berdampak pada pekerja Indonesia
  • Ketergantungan Produk Asing: Banyak produk yang diboikot berasan dari Perusahaan Pro Israel.

Menurut penulis, Boikot bukan berarti semua orang harus melakukan hal yang sama, namun dengan aksi boikot ini merupakan tindakan atas konflik kemanusiaan berupa genosida yang terjadi disana sampai saat ini memakan banyak korban. dari data yang telah disebutkan masih banyak faktor yang harus diperhitungkan kembali terkait aksi pemboikotan ini. Sejatinya kita harus membantu saudara kita yang ada di Palestina, tetapi kita juga harus memikirkan Nasib saudara setanah air kita untuk tidak kehilangan pekerjaannya. Untuk aksi pemboikotan ini opsional untuk perseorangan (terlepas dari agama) kita juga harus momboikot dengan teliti bentuk empati kita, seperti barang yang tidak terlalu dibutuhkan atau barang yang ada pengganti dari kualitas lokal lebih baik untuk dialikan ke yang lokal. Produk buatan dari negara tersebut harus dikurangi dan mengedepankan produk lokal untuk berkembang, produk lokal di Indonesia sudah cukup berkembang dari segala aspek seperti produk kecantikan, kesehatan. Tentu boikot bisa menghentikan mata pencaharian orang, namun harus ada solusi atas tindakan tersebut yaitu memperluas lapangan pekerjaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun