Mohon tunggu...
Gerardus Kuma
Gerardus Kuma Mohon Tunggu... Guru - Non Scholae Sed Vitae Discimus

Gerardus Kuma. Pernah belajar di STKIP St. Paulus Ruteng-Flores. Suka membaca dan menulis. Tertarik dengan pendidikan dan politik. Dan menulis tentang kedua bidang.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Awal Pilihan Program Studi dan Kiriman Buku Ketua Prodi

20 Februari 2022   22:02 Diperbarui: 20 Februari 2022   22:12 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku karya Romo Ignas L. Semana, Pr

Tahun 2006, saya terdampar di Ruteng. Situasinya sungguh berbeda. Kota Ruteng yang sangat dingin selalu diselimuti kabut tebal setiap hari. Dan kadang diguyur hujan.

Di Ruteng, hujan tidak kenal musim. Bila Indonesia terdiri dari dua musim, musim hujan dan kemarau; di Ruteng cuma ada satu musim: musim hujan. Bayangkan, saya yang sebelumnya berada di daerah dengan cuaca panas, kini harus tinggal di daerah cuaca yang sangat dingin. Penyesuaian awal yang sangat berat.

Tujuan utama kedatangan saya di tanah Nuca Lale adalah melanjutkan belajar di Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (sekarang Unviersitas Katolik) Santu Paulus, Ruteng. Sebuah sekolah tinggi milik keuskupan Ruteng. Awal memasuki gerbang kampus yang berada di jalan Ahmad Yani ini, saya mengalami kebingungan. Bagaimana tidak, sebagaimana lasim, setiap orang harus tahu pilihan jurusan sebelum memutuskan melanjutkan kuliah. Saya justru berada di kampus baru memilih jurusan.

Sialnya, di lembaga pendidikan calon guru ini, hanya ada tiga program studi yang tersedia. Pertama, program studi Pendidikan Teologi. Ini adalah program studi "tua" di STKIP St. Paulus, Ruteng. Kedua, program studi Pendidikan Bahasa Inggris. Dan terakhir, program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Program studi "bungsu".

Pilihan yang sangat terbatas. Dalam benak saya, program studi Pendidikan Teologi berkaitan dengan agama. Bila memilih program studi ini, setiap hari saya harus menenteng kitab suci. Padahal saya tidak terlalu akrab dengan kita suci. Pendidikan Bahasa Inggris pasti berhubungan dengan bahasanya orang bule. Sebuah bahasa asing. Itu berarti kita harus akrab dengan kamus. Dan saya punya pengalaman bersentuhan dengan kamus Indonesia-Inggris waktu SMA karena memilih jurusan Bahasa.

Program studi PGSD, ini pasti akan bersentuhan dengan dunia pendidikan anak-anak. Sementara saya tidak ada bakat "bermain" dengan anak-anak. Program studi Pendidikan Teologi dan PGSD saya coret dari daftar. Pillihan saya jatuhkan pada prodi Pendidikan Bahasa Inggris.

Setelah dinyatakan lulus seleksi masuk, saya memulai petualangan intelektual di kampus yang awalnya bertujuan menyiapkan tenaga katekis ini. Di prodi Pendidikan Bahasa Inggris, saya menemukan banyak wajah baru. Teman-teman seangkatan. Kakak-kakak tingkat. Juga para dosen.

Di "keluarga" prodi studi PBI, karena jumlah mahasiswanya sedikitnya, semua anggota keluarga saling kenal. Hubungan kekeluargaan di PSBI sangat akrab. Antara sesama mahasiswa yang seangkatan maupun berbeda angkatan. Antara mahasiswa dengan dosen. Juga dengan para pegawai. Tidak ada jarak antara mahasiswa berbeda angkatan. Tidak ada sekat antara mahasiswa dan dosen.

Saya sangat bersyukur belajar di kampus ini. Semangat kekeluarga yang dibangun ditopang lingkungan kampus yang asri membuat semua saya merasa "at home". Selain itu, kultur akademik sangat ditekankan di kampus ini. Di sini kita dipacu untuk belajar. Karena ada standar IP setiap semester. Bila IP tidak mencapai standar yang ditetapkan, maka harus siap menerima konsekuensi "diskors" selama satu semester.

Awal masuk PSPBI, ketua program studi dijabat oleh Rm. Ignas Loy Semana, Pr. Seorang dosen imam keuskupan Ruteng. Father Ignas, begitu kami menyapa. Beliau mengampuh mata kuliah Ilmu Alamiah Dasar, pronunciation, semantic, language testing (maaf kalau ada yang terlupakan).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun