Tanggal 09 Pebruari diperingati sebagai Hari Pers Nasional (HPN). Peringatan ini ditetapkan melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia No.5 Tahun 1985. Pemilihan tanggal 09 Pebruari bertepatan denga hari ulang tahun Persatuan Wartawan Indonesia (PWI).
Peringatan Hari Pers Nasional dilakukan secara bergilir di ibu kota propinsi se-Indoensia setiap tahun. Tahun 2022 diadakan di Kendari, ibu kota propinsi Sulawesi Tenggara. Ini menunjukkan bahwa dengan perannya yang penting dalam kehidupan berbangsa, pers ingin menjangkau semua lapisan masyarakat di seluruh wilayah Nusantara.
Ketika berbicara tentang pers, pikiran kita langsung tertuju pada media. Dan itu berarti berhubungan dengan berita. Dalam UU No. 40 Tahun 1999 tentang Pers dijelaskan bahwa pers adalah lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik meliputi mencari, memperoleh,  memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar, suara dan gambar, serta data dan grafik maupun dalam bentuk lainnya  dengan menggunakan media cetak, elektronik, dan segala jenis saluran yang tersedia.
Tentang pers, saya tidak memiliki hubungan yang intim. Dalam arti saya tidak pernah terjun secara langsung sebagai pekerja pers. Saya tidak memiliki kartu pers sebagai tanda pengenal wartawan. Apalagi mempunyai ikatan kerja dengan media tertentu. Tidak.
Walau tidak intim, itu tidak berarti bahwa hubungan saya dengan pers sangat renggang. Karena saya ikut memberitakan peristiwa atau kejadian yang saya lihat dan alami baik di media cetak dan online. Tugas para kuli tinta ini saya geluti walau saya bukan seorang wartawan. Dan hingga kini saya menjadi kontributor di beberapa media tanpa ada imbalan dalam bentuk apa pun.
Perkenalan dengan dunia pers diawali hobi saya dalam menulis. Prinsip saya "(Membaca apa yang bisa dibaca) dan menulis apa yang bisa ditulis" mendorong saya untuk mengenal dunia pers lebih dekat. menjalin hubungan dengan media lebih intens. Karena apa yang saya tulis memerlukan sarana untuk publikasi. Dan sarana itu adalah media (pers).
Perkenalan saya dengan pers diawali dengan menjadi kontributor di tabloid bulanan Warta Guru NTT. Sebuah majalah khusus pendidikan yang terbit sebulan sekali. Sayang majalah ini sekarang sudah tidak terbit lagi. Selanjutnya saya menjadi contributor majalah bulanan Warta Flobamora. Sebuah media cetak yang terbit di Surabaya dan pemberitaanya khusus terkait Nusa Tenggara Timur.
Sebelumnya saya juga menjadi kontributor di Pos Kupang melalui rubrik "Jurnalisme Warga". Di Flores Pos, melalui rubric "Suara Pembaca, saya juga turut mewartakan beberapa berita di sini. Selain media cetak, saya juga menjadi kontributor media online. Aksinews.id, Suluhnusa.com, GardaNTT.id, dll.
Kehadiran pers sangat dibutuhkan. Melalui pers, publik mendapat informasi atau membaca berita. Dan secara pribadi, dengan adanya media, gairah untuk memproduksi dan menyebarkanluaskan berita agar diketahui publik terus tumbuh dan terawat.