Mohon tunggu...
Sapto Kelingan
Sapto Kelingan Mohon Tunggu... Buruh - Eling asalle, Eling baline

Polos dan apa adanya

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tidak Salah Melahirkan Impian

15 Juni 2020   16:11 Diperbarui: 15 Juni 2020   16:04 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masing-masing dilahirkan dari Rahim Semesta (Ibu). Jika orang tua yang salah kenapa anak tersebut melakukan hal tersebut. Dia laki-laki. Dia perempuan. Masing-masing ingin mewujudkan mimpinya. Mengapa hal ini terjadi kembali menjelang bulan suci Ramadhan.

Aku khawatir bila mendengar kabar ini kembali. Aku belum bisa ditinggalkan oleh sejarah hidup. Sejarah hidupku belum terwujud. Ingin merawat kedua orangtua ku hingga cucuku kelak. Senang rasanya bila impian kedua orang tua ku terwujud dengan anak-anaknya. Berbakti pada orang tua dan menjauhi segala yang diharamkankan. 

Kenapa mulai nanar kembali? Apakah ini jawaban tentang kenyataan pada mala mini. Ibu sedang tidur memerhatikan langkah-langkah pembawa kopor.mungkinkah ini untuk terakhir kalinya. Biarlah hukum alam yang menjera dirinya...

DIMANA..

Setelah hujan reda kuperhatikan ada yang menunggu di gigir pintu. Dia sedang duduk mencangkung menantikan iliran. Ia sedang mengangkat kopor berwarna ungu menuju kamar. Langkahnya penuh cemas dan ketakutan. 

Seketika perempuan berambut pirang mengikuti langkahnya. Bunyi rembang kipas angina dan suara televisi. Memecahkan sunyi pada malam ini. Suara guruh tak terdengar kembali. Bintang berkelip-kelip seperti ada yang tak menghiraukan hadirnya. Bagaimana dengan perasaan itu tentang kenyataan pada kesalahan.

30 januari 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun