Suadah tak dapat didebat lagi bahwa lapisan maysrakat yang disebut dengan kaum muda sangatlah potensial bagi timbulnya perubahan. Kita tahu bahwa berbagai perubahan di tanah air,salah saatu ujung tombak terpenting, adalah kaum muda. Periodesasi sejarah yang kita kenal seperti 1908,1928,1945 dan seterusnya tidaklah dapat dipisahkan dari peranan kaum muda di dalamnya. Mereka terlibat aktif dalam menentukan perubahan, baik sebelum kita merdeka maupun saat ini.
Akan tetapi,sebenarnya ada dua muatan yang terdapat pada kaum muda sepanjang zaman. Muatan atau potensi kea rah konstruktif bagi perubahan atau sebaliknya bersifat desdruktif bagi perubahan. Untuk yang disebut pertama,tentu saja pemuda menjadi amat sangat penting bagi majunya suatu bangsa. Sebab itu dapat dikatakan bahwa posisi kaum muda sungguh sangat sentral,namunsering kali kita mengabaikanya.
Bila kita menengok akum muda kita di tanah air,maka jumlah yang akan kita dapatkan adalah ratuan rirbu atau jutaan. Bila kita kaji lebih jauh adalah mereka menjadi agen perubahan kea rah yang konstruktif atau bahkan mereka sebenaranya pontensial bagi timbulnya kendala? Inilah suatu pertanyaaan yang sangat patut dikemukakakn dan patut menjadi perhatiab kita semua untuk dicarikan jalan keluarnaya.
Kita sudah banyak berbicara bahwa angka pengangguran kalangan pemuda terus meningkat dari waktu kewaktu. Bersamaan dengan itu pula mangkin meningkat angka dan kualitas kejahatan dan semacamnya di tanah air. Tentang pengangguran,sudah pasti ini menjadi persoalan yang sangat memperihatinkan bagi kita semua. Diman-mana kita menyaksikan adanya penganguran,baik yang nyata maupun yang terselubung. Banyak anak-anak usia sekolah justru menjadi bagian dari pengangguran itu. Malahan dari,dari kalangan universitas pun, artinya para sarjana,sangat banyak jumlahnya yang menganggur. Kenyataan ini kita lihat di mana-mana di seluruh tanah air,dan sampai sekarang terus bertambah dab tak terselesaikan. Betapa tidak misalnya kita cuplik saj data pengangguran sarjana pada tahun 1989 sudanh mencapai sekitar 500.000 orang. Lalu mengapa hal ini terjadi?
Banyak persoalan, saya kira, yang menjadi penyebab timbulnya berbagai persoalan di tanah air kita ini. Dan soal pengangguran itu hanyalalh salah satunya. Masih banyak persoalan lainnya yang menuntut adanya penyelesaian,tanggungjawab bersama serta kerja keras. Pekerjaaan politik yang masih tertatih-tatih menuju arh demokratisasi juga masih menjadi persoalalan. Masih banyak kendala menuju kea rah ini, diantaranya karena tidak adanya keterbukaan politik, kurang berfungsinya lembaga legislative dan masih banyaknya “pelacur-pelacur politik”. Kenyataan diman yang diutamakan adalah kepentingan pribadi dan semacamnya masih sangat menonjol di tanah air ini.
Karena menjadi tidak jelas,siapakah sekarang yang membela rakyat? Hampir semuanya semu. Malahan tidak sedikit yang mengatasnamakan rakyat,tapi sebenarnya tidak.
MEREKA MENINDAS RAKYAT
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H