Mohon tunggu...
Wildan Ghiffari
Wildan Ghiffari Mohon Tunggu... Duta Besar - Mahasiswa

Saya Mahasiswa di UNUSA, Fakultas Kesehatan, Prodi Kesehatan dan Keselamatan Kerja. NIM saya 2440023034

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Merbabu dan Kisah Pendakiannya

11 Oktober 2023   09:03 Diperbarui: 11 Oktober 2023   09:22 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Keliling 15 menit ketemu lah rombongan Galuh berjumlah 2 orang yang sedang memasak. Tiba-tiba Galuh langsung menonjok teman nya dan mulai marah-marah, teman nya yang terpukul tidak terima dipukul pun balas memukul karena tidak tahu permasalahan apa yang terjadi. Aku dan teman satunya mulai melerai mereka berdua yang masih adu jotos satu sama lain. Setelah mereka berdua tenang dan dingin kepala, Galuh menceritakan kronologi kenapa Galuh sangat marah kepada teman nya. Rentetan kejadian mulai masuk akal dari Galuh yang kencing dan ditinggal serta posisi Galuh yang di isi oleh makhluk yang tidak diketahui. Galuh dan teman-teman nya mulai minta maaf dan juga saling memaafkan. Masalah pun selesai dan aku kembali ke teman-temanku untuk prepare istirahat sejenak.

Ketika matahari perlahan naik di ufuk timur, empat pendaki tangguh - Aku, Topek, Wildan, dan Akmal - melanjutkan pendakian mereka ke puncak Gunung Merbabu. Langit merah keemasan menyoroti jalur mereka yang semakin curam, sementara angin sepoi-sepoi gunung membelai wajah mereka.

Dalam kegelapan malam, pendakian mereka semakin sulit. Namun, semangat yang membara mendorong mereka untuk terus maju. Mereka tahu klimaks pendakian mereka akan segera tiba. Mereka melewati tebing-tebing terjal, melintasi bebatuan tajam, dan berjalan melewati lembah yang dalam.

Akhirnya, ketika matahari mulai mengintip di atas puncak Merbabu, mereka tiba di puncak yang mereka idamkan. Dengan perasaan kemenangan yang memenuhi hati mereka, mereka berdiri di puncak tertinggi gunung itu. Pemandangan spektakuler dari cakrawala pagi dan lautan awan memenuhi pandangan mereka.

Topek tersenyum lebar, Wildan bersorak-sorak, Akmal merasa haru, dan aku melihat keindahan alam semesta dengan perasaan penuh syukur. Mereka telah mencapai klimaks pendakian mereka, dan pada saat itu, mereka merasa begitu dekat dengan alam dan satu sama lain. Ini adalah momen yang mereka akan kenang sepanjang hidup mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun