Cepu merupakan salah satu kecamatan di kabupaten Blora, Jawa Tengah, dan minyak bumi adalah sumber daya alam yang menjadi tulang punggung perekonomian masyarakatnya. Sebagian besar penduduknya memang bekerja di sektor perminyakan, entah sebagai buruh minyak di beberapa perusahaan pertambangan, sebagai pekerja proyek instalasi sarana eksplorasi minyak bumi, atau malah sebagai penambang minyak tradisional dengan metode yang nyaris tak berubah sejak minyak bumi ditemukan di sini.
Namun, itu adalah kisah lama. Meskipun kota kecamatan seluas 49 kilometer persegi ini masih menghasilkan minyak dan gas bumi, penduduk tak lagi menjadikannya sebagai sandaran perekonomian sebagaimana era sebelumnya. Kini, dengan stimulus pemerintah dan perusahaan-perusahaan pertambangan yang bergiat di sana, mayoritas penduduk Cepu berkecimpung di sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Terdapat pelbagai jenis UMKM yang digeluti oleh penduduk Cepu. Pedagang kelontong, penjaja penganan keliling, pengrajin genteng dan batu bata dari tanah liat, dan pengusaha kedai kopi adalah beberapa contoh di antaranya. Meski begitu, terdapat dua jenis industri UMKM yang patut digarisbawahi berdasarkan sisi historis dan signifikansinya bagi perekonomian masyarakat Cepu. Kedua jenis industri UMKM tersebut adalah sebagai berikut:
Kerajinan Kayu Jati
Letak geografis Cepu, yang berada di dataran rendah dan diapit perbukitan kapur Kendeng, menjadi tempat ideal bagi pertumbuhan tanaman jati. Maka, tak heran bila wilayah Cepu, dan Kabupaten Blora pada umumnya, memiliki area hutan jati yang luas.
Sifat kayu jati yang tahan rayap, amat keras, tetapi mudah dibentuk, menjadikannya bahan baku utama dalam industri mebel dan kerajinan tangan. Oleh para pengrajin, kayu jati diolah menjadi pelbagai macam furnitur, perabotan rumah tangga, hingga mainan anak.
Hampir semua pelaku usaha kerajinan kayu jati memiliki showroom tempat memajang hasil produksinya. Di sinilah orang-orang bisa membeli produk kerajinan kayu jati dengan banderol yang variatif, bergantung pada ukuran produk, jenis dan mutu kayu yang digunakan, serta tingkat kerumitan pengerjaannya. Produk berukuran kecil semisal kotak tisu dihargai di bawah seratus ribu, sedangkan produk mebel berukuran besar seperti lemari mencapai harga jutaan rupiah.
Dalam satu bulan, sebuah unit industri rumahan kerajinan kayu jati rata-rata memperoleh omset hingga ratusan juta rupiah. Sumber utama pendapatannya berasal dari permintaan pasar domestik dari pelbagai penjuru Indonesia, sementara sisanya berasal dari pasar luar negeri dan sektor pariwisata. Para wisatawan yang berkunjung ke Cepu memang kerap menjadikan produk kerajinan kayu jati sebagai cendera mata.
Egg Roll Waluh