Mohon tunggu...
Kukuh Ananta
Kukuh Ananta Mohon Tunggu... Lainnya - Advertiser
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hobi : Bermain Game

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Anak Stunting: Mengatasi Tantangan Pertumbuhan yang Terhambat

29 Desember 2023   10:49 Diperbarui: 29 Desember 2023   11:19 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: www.halodoc.com

Anak-anak adalah aset berharga bagi setiap masyarakat karena mereka mewakili harapan dan masa depan suatu bangsa. Namun, seringkali, pertumbuhan optimal anak dapat terhambat oleh berbagai faktor, salah satunya adalah stunting. Stunting adalah kondisi di mana pertumbuhan fisik dan perkembangan otak anak terhambat akibat kekurangan gizi kronis, infeksi berulang, dan lingkungan yang tidak mendukung. Fenomena ini tidak hanya memengaruhi individu secara fisik, tetapi juga berpotensi merugikan kemampuan kognitif dan produktivitas mereka di kemudian hari.

Apa itu Stunting?

Stunting didefinisikan sebagai pertumbuhan anak yang tidak sesuai dengan potensinya. Anak yang mengalami stunting memiliki tinggi badan lebih rendah dibandingkan dengan anak-anak seusianya. Kondisi ini biasanya terjadi pada periode serba rentan, yaitu antara konsepsi hingga usia dua tahun. Kondisi ini dapat menyebabkan dampak jangka panjang terhadap kesehatan dan perkembangan anak, seperti penurunan kecerdasan kognitif, peningkatan risiko penyakit kronis, dan penurunan produktivitas di masa dewasa.

Penyebab Stunting

Stunting memiliki banyak penyebab, dan seringkali kondisi ini bersifat multifaktorial. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan stunting antara lain:

  1. Kekurangan Gizi: Kekurangan gizi, terutama pada masa kritis pertumbuhan, dapat menyebabkan stunting. Nutrisi yang tidak memadai selama masa kehamilan dan dua tahun pertama kehidupan anak memiliki dampak yang signifikan.
  2. Infeksi Berulang: Infeksi yang sering terjadi pada anak, seperti diare dan infeksi pernapasan, dapat mengganggu penyerapan nutrisi dan pertumbuhan normal.
  3. Air dan Sanitasi yang Buruk: Akses terbatas terhadap air bersih dan sanitasi yang buruk dapat meningkatkan risiko infeksi dan penyakit, yang dapat mempengaruhi pertumbuhan anak.
  4. Faktor Lingkungan: Kondisi lingkungan, seperti kemiskinan, kurangnya pendidikan orang tua, dan kurangnya akses ke layanan kesehatan, juga dapat berkontribusi terhadap stunting.

Dampak Stunting

Stunting memiliki dampak yang signifikan pada anak dan masyarakat secara keseluruhan. Beberapa dampaknya meliputi:

  1. Penurunan Kecerdasan Kognitif: Anak yang mengalami stunting cenderung memiliki performa kognitif yang lebih rendah, yang dapat memengaruhi kemampuan belajar dan prestasi akademis.
  2. Risiko Penyakit Kronis: Anak yang mengalami stunting memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit kronis, seperti diabetes dan penyakit jantung, di masa dewasa.
  3. Penurunan Produktivitas: Stunting dapat menyebabkan penurunan produktivitas di masa dewasa, karena dampaknya pada kesehatan dan kemampuan kerja.
  4. Siklus Kemiskinan Berkelanjutan: Anak yang mengalami stunting cenderung tumbuh menjadi dewasa dengan kesehatan yang buruk, menciptakan siklus kemiskinan yang sulit diputuskan.

Mengatasi Stunting

www.lazada.co.id
www.lazada.co.id

Stunting bisa diatasi dengan memberikan nutrisi yang cukup kepada anak, vitamin madu yang kaya akan nutrisi adalah gizidat. Gizidat adalah salah vitamin penambah nafsu makan anak yang terbuat dari 3 bahan herbal alami untuk mencegah dan mengobati cacingan pada anak. Dengan kandungan ikan sidat yang mempunyai sifat antiinflamasi sehingga dapat membantu memelihara kesehatan usus. Selain itu, gizidat juga dapat meningkatkan nafsu makan anak dengan kalori yang berkualitas, sehingga anak menjadi lahap makan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun