Saat masa-masa sekolah , kita kerap kali menemui guru yang menjelaskan pelajaran dengan metode penjelasan yang membosankan, salah satunya adalah guru yang hanya berceramah dari awal sampai jam pelajaran berakhir. Metode tersebut terbilang monoton, karena interaksi antara guru dan murid cenderung sepihak dan tidak ada feedback dari siswa, sehingga kegiatan pembelajaran menjadi membosankan.Â
Saat seorang siswa mulai merasa bosan, siswa tersbut biasanya lebih memilih untuk melakukan hal lain, seperti berbicara dengan teman sebangku, asik mencoret-coret buku, dan bahkan makan cemilan di kelas. Mereka cenderung akan melakukan apa saja untuk menghilangkan kebosanan tersebut, sehingga materi yang disampaikan guru tidak dapat terserap dengan maksimal.
Menurut Megayanti (2016), rasa malas atau bosan tersebut bisa timbul dari dalam diri siswa dan pengaruh dari luar. Pengaruh dari dalam diri siswa bisa saja disebabkan karena kurangnya motivasi dari dalam diri dan kelelahan dalam melakukan kegiatan pembelajaran. Sedangkan pengaruh dari luar misalnya lingkungan yang tidak nyaman, fasilitas yang kurang mendukung, dan metode pembelajaran yang monoton.Â
Untuk mengatasi rasa bosan tersebut, menurut Juliawati (2017), selain dengan meningkatkan motivasi belajar siswa, para guru juga harus menggunakan metode pembelajaran yang variatif, agar komunikasi dapat berjalan dua arah, dan peserta didik dapat berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran.
Metode pembelajaran yang bervariasi sangat diperlukan. Karena dengan aktifnya peran siswa, potensi dari siswa tersebut akan dapat digali lebih dalam. Kegiatan pembelajaran juga akan berlangsung dengan optimal.Â
Dikutip dari Aziz dan Shaleh (2019), metode pembelajaran ada 21 macam jenis, yaitu Metode ceramah, Metode tanya jawab, Metode diskusi, Metode diskusi kelompok, Metode demonstrasi, Metode permainan (games atau ice-breaker), Metode kisah/cerita, Metode team teaching, Metode peer teaching, Metode karyawisata, Metode tutorial, Metode suri teladan, Metode kerja kelompok, Metode penugasan, Metode brain storming, Metode lathan, Metode eksperimen, Metode pembelajaran dengan modul, Metode praktik lapangan, Metode micro teaching, dan Metode simposum.
Dari contoh diatas, banyak sekali metode pembelajaran yang dapat digunakan. Metode-metode tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.Â
Sebagai seorang pendidik, Guru hendaknya dapat menerapkan metode-metode tersebut dengan variatif. Karena, metode yang variatif akan membuat perserta didik lebih termotivasi dan semangat belajrnya meningkat. Sehingga perserta didik tidak akan lagi merasa bosan atau malas, dengan begitu materi pembelajaran dapat terserap dengan optimal.
Daftar Pustaka
Khairunnisa, K., & Jiwandono, IS (2020). Analisis metode pembelajaran komunikatif untuk siswa sekolah dasar. ELSE (Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar): Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Sekolah Dasar , 4 (1), 9-19.