Catatan harian pesepakbola: "Bukan mengesampingkan pasangan hidup. Namun, dia memang sudah jadi sumber semangatku dalam menjalani hidup ini."
Aku dan bola sudah ibarat seperti teman sendiri. Berbagi rasa, berbagi kebahagiaan, dan berbagi asa, sudah dialami bersama-sama. Tanpa ada penghalang yang mampu memisahkan kita yang bersatu melalui satu elemen: hobi. Terdengar tidak masuk akal, namun inilah arti persahabatan sejati.
Latihan demi latihan bersama teman-teman juga menguatkan rasa sayangku kepadamu. Bukannya aku gila dan tidak normal, tetapi inilah satu sumber semangat yang tidak ada habisnya. Ibarat mak comblang, dia sudah menjadi teman seirama dan senada yang mengalun indah tanpa batasan waktu.
Kebahagiaan itu berasal dari kamu. Iya, kamu, bolaku tersayang. Hobi yang menurut orang tidak ada gunanya dan bagai topeng monyet itu, ternyata menghasilkan satu kesatuan rasa yang indah. Bukankah kita bersatu dengan melakukan banyak hal yang bisa menyebarkan inspirasi dan semangat optimisme dalam kodratnya di sepak bola? Ah, pastinya kau punya jawaban sendiri, kulit bundarku yang imut.
Apakah kau semakin imut bila kita bersama dalam berbagai gerakan-gerakan sensasional dan atraktif? Memang kau semakin menggemaskan sekali. Seperti aku melihat awan putih di langit biru yang menenteramkan hati yang berbunga ini. Sekali lagi, kau imut sekali, sayang.
Dari ujung kepala sampai ujung kaki, aku selalu bersemangat menyambutmu, bolaku sayang. Ingin rasanya kita terus bersama menyongsong sebuah alunan masa depan yang harus diraih dengan merealisasikan mimpi kita dalam bukti-bukti nyata sebagai pesepakbola. Semoga Ilahi terus menjaga kisah kita. Selamanya.
Peluklah dia dengan erat, maka dia akan memelukmu erat kembali...
Surakarta, Juli 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H