Mohon tunggu...
Alvan Lazuardie Alkhaf
Alvan Lazuardie Alkhaf Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Mahasiswa Biasa, dan Pemimpi Besar

Mahasiswa biasa yang berkeinginan besar menjadi wartawan dan penulis karya sastra handal. Berkeinginan agar novel karya saya bisa difilmkan (insya Allah kalau ada yang mau melirik).

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sebuah Bola yang Mengubah Dunia

9 Juni 2020   17:30 Diperbarui: 9 Juni 2020   17:42 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

: lagi-lagi kisah dari mereka yang sukses dan bersyukur menjalani hidupnya...

Kau tahu, semenjak aku menjadi seorang freestyler, aku semakin tahu betapa indahnya menikmati kehidupan yang penuh kreatifitas dan inspirasi untuk disebarkan bagi orang-orang yang membutuhkannya. Sungguh aku menikmati cara orang menghibur diri sendiri, terutama dalam hal mensyukuri nikmat yang diberikan Ilahi.

Karena hal itulah yang aku cari selama ini. Luar biasa, bukan? Aku menatap bola yang sering aku mainkan dan bercerita, "Hei, kita bisa mengungkapkan keindahan dunia dengan berkreasi dalam tarian yang kita ciptakan! Gunakanlah kesempatan ini segera!" Kau pun membalas, "Ya, kita bangga dan mampu melakukannya. Lupakan stigma negatif di luar sana, dan tataplah irama masa depan yang bersinar terang bagaikan melintasi jagat khayalan."

Bersama kamu, ya bersama kamu, bolaku sayang, aku menjadi paham bagaimana falsafah kehidupan berkat hobi yang sebetulnya bagi orang di luar sana tidak terlalu disukai karena ini bersifat pembodohan dan tidaklah menarik. Kau berkata, "Hei! Lupakanlah anggapan bodoh itu! Berikanlah sentuhan gerakan yang terbaik dan terindah bersamaku, lalu tunjukkan kepada dunia, bahwa kita bisa melakukannya!"

Kau tahu, dengan menjadi freestyler, sungguh nikmat bila ada yang menyanjung dan memuji dari tiap gerakan yang disenandungkan. Bagaikan aku bersyukur atas nikmat dan berkah serta limpahan kasih sayang yang diberikan Ilahi untuk aku gunakan sebagaimana mestinya. Ingin rasanya aku menatap lagi langit biru dan berterima kasih kepada yang Mahatinggi.

Aku teringat sebuah pepatah yang terngiang-ngiang hingga sekarang, "Kuasailah potensi yang kamu pilih, maka kamu akan menjadi pemimpin dari potensi itu sendiri." Aku sungguh percaya dengan hobi yang aku jalani ini, sehingga tidak ada lagi anggapan bahwa menjadi freestyler adalah sebuah pembodohan. Tidak. Bagiku ini adalah pencerdasan yang hakiki. Aku berhasil membuktikannya bahwa aku dan bola adalah teman yang bisa bersatu.

Surakarta, Juli 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun