Pencarian jati diri tidaklah pernah usai. Aku pernah berusaha penuh menemukan jati diri atas diriku sendiri. setelah bersusah payah, akhirnya aku menyimpulkan jati diriku, kujalaninya beberpa waktu, terbesit keraguan lagi dalam hatiku, apakah benar ini kesimpulan akan jatidiriku yang sesungguhnya?,, aku mencarinya lagi, sedikit demi sedikit, mencoba diberbagai sudut pandang dan ilmu. Kesimpulan yang kemarin blur tak jelas kebenarannya, bukannya aku menemukan jati diri malah dibutuat bingung sekali hatiku ini.
Jati diri itu dicari, pendapat salah satu golongan. Jati diri itu dibentuk, pendapat lain dari golongan lain. Meskipun dibentuk ataulah dicari pada intinya kita harus ada modalitas untuk usaha sekuat kuatnya, utopis bila ingin menemukannya namun hanya duduk termengun sambil mengahayal.
Hidup tidak sesederhana soal matematika. 1 + 3 = 4, eazy dan absolute hasilnya. Menurut seorang tokoh daerahku, disekolah kamu akan menjawab pertanyaan yang jawabannya sudah kamu pelajari, namun di kehidupan nyata kamu akan menjawab pertanyaan yang tak pernah kau pelajari jawabannya.Â
Sebab itu kita harus pandai membaca buku bulat, jangan euforia dulu bila  pandai baca buku kotak bahkan hafal dan faham sebagian dari halamannya. Buku bulat adalah kehidupan, kau akan temui banyak huruf, angka, tanda seru dan tanda tanya yang akan membuatmu merasakan kebodohan seperti seorang jahiliyyah zaman sebelum nabi muhammad lahir.
Dilihat dari perspektif agama islam, Tuhan menciptakan manusia dan jin tak lain hanya untuk menyembah kepadanya. (QS.Az-Zariyat ayat 56) pertanyaan yang pasti muncul adalah, bagaimana cara menyembah Tuhan?, ini jawaban yang harus kita cari sendiri-sendiri. Bagiku itu adalah kunci dari perjalanan hidup didunia. Bila belum tau jawabannya, maka harus hukumnya mencari tau. Masa kita mu gunakan kesempatan hidup yang normalnya hanya diberikan satu kali ini denga  hanya ikut arus aliran air seperti sampah disungai atau ikut hembusan angin seperti kapuk dimusim matangnya?.
Nikmati saja perjalanannya, istirahat bila dalam usahamu merasa lelah, lanjut lagi bila energi sudah kembali. Cintai Tuhanmu, meskipun apa yang dihadiahkannya tak semua kau sukai.Â
selamat menapaki jalan kehidupan dengan senyuman :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H