Mohon tunggu...
Dhe Jhe
Dhe Jhe Mohon Tunggu... -

Penulis Lahir di Desa Baru Pangkalan Jambu - Merangin Jambi dan saat ini bekerja di Lembaga Non Pemerintahan yang berfokus di Lingkungan Dan Kehutanan

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Dunia Petualangan Dahulu dan Sekarang

29 Desember 2015   14:21 Diperbarui: 29 Desember 2015   14:42 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mendengar kata petualangan tentunya kita akan berimajinasi tentang kegiatan di alam terbuka bersama teman – teman dengan membawa ransel besar dan peralatan kemah lainya untuk menunjang perjalanan baik itu perjalanan ringan seperti camping, dan perjalanan berat seperti mendaki gunung, panjat tebing, menyusuri goa dan arung jeram. Tentu semua kegiatan tersebut berisiko tinggi terhadap pengiatnya jika dilakukan tampa pelatihan yang rutin, kemudian menjamurnya organisasi pengiat alam bebas di berbagai instansi seperti Mahasiswa Pecinta Alam (MAPALA) di berbagai kampus negeri ataupun swasta, Kelompok Pecinta Alam (KPA) untuk umum dan Siswa pecinta alam (SISPALA).

Menjamurnya organisasi tersebut merupakan langkah maju dalam dunia alam bebas, organisasi yang ada menjadi wadah untuk menjalurkan hobby dalam dunia petualangan dan menjadi media berbagi ilmu dan pengalaman lintas generasi, proses perekrutan anggota yang bisa dikategorikan cukup ketat sehingga tidak semua orang bisa bergabung dengan organisasi tersebut, pendidikan calon anggota yang keras untuk membentuk anggota yang siap melakukan kegiatan di alam bebas mutlak harus dilakukan setiap organisasi dalam penerimaan anggota, ini wajar dilakukan karena harus diketahui kegiatan di alam terbuka membutuhkan fisik dan mental yang kuat karena banyak hal yang akan di hadapi diluar dugaan karena faktor alam dan tidak matangnya persiapan perjalanan, pendidikan bukan hanya sebatas pelatihan fisik namun juga etika terhadap penduduk lokal dan menjaga kelestarian alam tujuan kegiatan sehingga terbit aturan 3 (tiga) poin besar yang harus di ingat saat melakukan kegiatan di alam terbuka:

  1. Jangan mengambil apapun kecuali photo
  2. Jangan meningalkan apapun kecuali jejak
  3. Jangan membunuh apapun kecuali waktu

Ini menjadi dasar yang wajib diketahui oleh pengiat alam bebas agar keasrian lokasi wisata yang dikunjungi bisa terjaga dengan baik. Untuk pergaulan sesama pengiat alampun dan terhadap kehidupan sosial sesama manusia menjadi ilmu yang juga di terapkan sejak dini untuk menjadi pengiat alam bebas. Ini terbukti dengan banyaknya bermunculan para pengiat alam bebas dalam berbagai bencana di Indonesia untuk menjadi relawan evakuasi maupun lain – lain, dalam pergaulan tali persaudaraan sesama pecinta alam satu hal yang tidak bisa di pisahkan rasa bertangung jawab dan kekeluargaan sesama pengiat alam bebas menyebabkan pengiat alam bebas mempunyai dunia yang luas dalam pergaulan. Dahulu dinia adventure merupakan kegiatan yang tergolong tidak semua orang berani melakukan kegiatan tersebut tampa bekal yang sudah matang.

Namun saat ini kegiatan petualangan menjadi satu trend hidup yang lagi booming apalagi dengan munculnya media sosial, dunia petualangan bukan menjadi dunia yang wah dan berisiko tinggi sehingga banyak bermunculan pengiat alam yang ugal- ugalan hanya sekedar ingin exsis di postingan photo – photo facebook maupun instagram dan menjadi manusia purba dengan mencoret batu dan kayu agar exsis dan tanda mereka pernah kesana, kegiatan dilakukan di alam terbuka banyak dilakukan mereka yang tidak mempunyai pengalaman baik dalam peralatan dan manajemen perjalanan yang harus dilakukan untuk melakukan kegiatan di alam terbuka.

Minimnya pengalaman dan terkadang tidak di dampingi oleh mereka yang berpengalaman menyebabkan banyaknya korban dalam kegiatan alam terbuka selain korban nyawa korban yang tersesat juga merepotkan team SAR ini karena kurangnya kemampuan navigasi yang dimiliki anggota team. Para pelaku petualangan terkadang banyak kita jmpai hanya dengan perlengkapan seadanya untuk mendaki gunung apa lagi di momen2 tahun baru gunung menjadi rame seperti pasar dari sebagian besar mereka yang berkunjung kesana hanya meningalkan sampah berserakan tampa di bawa kembali turun dan juga terkadang berbicara seenaknya di alam terbuka. Sungguh miris perlu di ingat kegiatan di alam terbuka merupakan kegiatan beresiko tinggi peralatan yang anda bawa dalam tas besar lebih berharga dari tongsis dan smartphone anda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun