Desa Baru Pangkalan Jambu Merupakan salah saru Desa yang berada di Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi dan merupakan Desa yang berdampingan langsung dengan Kawasan Taman Nasional Kerinci Sebelat (TNKS), pada Tahun 2003 dengan inisiasi yang dilakukan masyarakat untuk pengelolaan Kawasan Hutan di awali dengan Pembentukan Kawasan Hutan Adat dan kegiatan yang di lakukan masyarakat secara Partisipatif dalam pembentukan Hutan Adat ini direspon oleh Pemerintahan Kabupaten yang pada waktu itu masih Merupakan Kabupaten Gabungan Sarolangun Bangko ( Sarko) bentuk dukungan pemerintahan Daerah dengan dikeluarnya hak Pengelolaan Kawasan Hutan Adat Dengan Keluarnya Surat Keputusan (SK) Bupati No. 225 Tahun 1993, tanggal 15 Juni 1993 yang ditandatangani oleh Bupati Sarolangun Bangko waktu itu yakni Bpk Bambang Soekowinarno Dengan Luasan Hutan Adat 753,74 Ha yang berada di Sungai ibai .
Dalam beberapa Tahun belakangang ini maraknya Aktivitas pertambangan Illegal yang dilakukan di Kecamatan Pangkalan Jambu sungguh sangat mengkhawatirkan, kegiatan pertambangan yang dulu dilakukan secara tradisional sekarang telah dilakukan dengan mengunakan Alat Berat, memang kegiatan ini jika dinilai dari segi ekonomi mendatangkan keuntungan besar bagi Pelaku Pertambangan, tapi mengakibatkan alih fungsi Kawasan Areal Persawahan yang dulu merupakan salah satu daerah Lumbung padi di Kabupaten Merangin, Lumpur dan Material Hasil pengolahan juga menyebabkan pendangkalan daerah Aliran sungai di Pangkalan Jambu yang mengaliri beberapa Desa tentunya akan menyebabkan ancaman nyata dari Banjir, Â Alat berat dengan jenis excavator yang didatangkan ke Pangkalan Jambu telah membius masyarakat dengan pola fikir mengubah ekonomi secara instans, Aktivitas pertambangan ini telah berjalan selama 4 tahun Terhitung dari Tahun 2012 semakin hari luasan lahan yang akan di jadikan pertambangan semakin menyempit sehingga para Toke pemilik alat berat kehilangan Akal dalam mencari areal pertambangan Baru dan mulai memasuki kawasan hulu sungai Pangkalan Jambu yang berhulu di Kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) yang merupakan salah satu Taman Nasional Terbesar Di Sumatera dan berdampingan Langsung dengan Kawasan Hutan Adat Desa Baru Pangkalan Jambu,
Puncak dari kegiatan ekpansi tersebut terjadi Pada bulan 3 maret 2015 yang dilakukan di kawasan yang berdampingan dengan Hutan Adat menanggapi dan menyadari bahwa kawasan Hutan Adat Desa Baru sudah terancam dari kegiatan Pertambangan masyarakat Desa memberikan teguran kepada pelaku agar keluar dari Kawasan hutan adat namun tindakan itu tidak di pedulikan dan aktivitas terus dilakunan, kesabaran sebagian Besar masyarakat tidak dapat dibendung lagi masyarakat secara Spontan bergerak kelokasi Pertambangan, dan mengusir pelaku dari lokasi Tambang, apa yang dilakukan masyarakat bukan tampa Alasan selain menyelamatkan Kawasan Hutan Adat Hal seperti ini juga secara tidak Langsung menjadi benteng untuk mempertahankan Kawasan Konservasi Taman Nasional Kerinci Sebelat, masyarakat menyadari Desa Pangkalan Jambu merupakan Desa terakhir di wilayah Hulu jika ini dibiarkan tidak menutup kemungkinan ekspansi terhadap Kawasan Hutan di wilayah Hulu akan semakin gencar dilakukan oleh beberapa Oknum kelas menengah keatas yang memiliki alat berat Dan membekengi kegiatan Pertambangan tampa Izin (PETI) tersebut.
Tapi sekarang yang dirasakan masyarakat perjuangan yang mereka lakukan terkesan hanya mandiri tampa adanya dukungan dari beberapa Instansi Pemerintah maupun Penegak Hukum Di Kabupaten Merangin terutama Dinas yang fokus dalam Kehutanan, Jika apa yang dilakukan masyarakat ini tampa adanya dukungan dari pemerintahan di khawatirkan akan lumpuh dengan sendirinya dengan berbagai isu yang sengaja disebarkan oleh beberapa Oknum yang tidak bertangung Jawab agar semangat dan keberanian Masyarakat saat ini akan Lumpuh, dan pastinya Aktivitas pertambangan akan semakin marak di lakukan di daerah hulu dan merupakan Ancaman Tersendiri bagi Taman Nasioan Kerinci Seblat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H