Mohon tunggu...
ADITIYA NUGROHO
ADITIYA NUGROHO Mohon Tunggu... Lainnya - MAHASISWA

:)

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Review Film 13 Bom di Jakarta

18 Januari 2024   20:11 Diperbarui: 18 Januari 2024   20:23 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Jakarta, kota metropolitan yang berdenyut dengan kehidupan, tiba-tiba terguncang oleh ledakan. Bukan satu, bukan dua, melainkan 13 bom mengoyak ketenangan pagi, membungkus kota dalam teror, dan melempar penonton ke jantung film aksi-thriller "13 Bom di Jakarta" (2023). Lebih dari sekadar tontonan menegangkan, film ini menggali kedalaman dampak emosional terorisme, mempertanyakan pilihan manusia, dan menyuarakan pesan tentang ketahanan.

Film dibuka dengan penampakan kehidupan Jakarta yang biasa: hiruk-pikuk jalanan, pedagang asongan, anak-anak bersekolah. Tetapi ilusi normalitas ini sirna secepat kedipan mata saat ledakan pertama melumpuhkan pasar yang ramai. Panik berhamburan, teriakan melengking, dan asap hitam pekat membubung. Di tengah kekacauan, kita diperkenalkan dengan trio protagonis kita: Argo, detektif veteran, terbebani oleh masa lalu kelam dan bertekad menyelamatkan kota. Wajahnya yang dikeraskan pengalaman menyimpan kegigihan tak kenal lelah. Rika, rekan idealisnya, berapi-api dan ingin membuktikan diri, namun belum siap menghadapi kengerian yang bakal mereka temui. Bimo, ahli pembuangan bom yang misterius, tenang di bawah tekanan, menyembunyikan kecerdasan tajam di balik sikap datar dan tatapan matanya yang dalam. Ketiganya ditugaskan untuk membongkar benang kusut di balik serangkaian ledakan ini. Penyelidikan mereka membawa mereka ke lorong-lorong gelap ekstremisme agama, intrik politik berbau darah, dan dendam pribadi yang membara seperti api. Setiap langkah dipenuhi bahaya, bayangan bom mengintai di setiap sudut, dan harapan bercampur dengan keputusasaan. Film ini bukan sekadar pameran adegan ledakan dan tembak-menembak yang spektakuler.

            "13 Bom di Jakarta" menggali lebih dalam, membekaskan luka emosional pada para korban dan penyelidik. Ketakutan yang membekap, kesedihan yang menusuk, kemarahan yang membakar - penonton dipaksa merasakan dampak ledakan itu hingga ke sanubari. Kamera melirik iba ke wajah anak-anak ketakutan, membekukan air mata keluarga yang kehilangan, dan merekam kegugupan para detektif yang bertaruh nyawa demi menghentikan teror. Klimaks film ini mencapai puncak ketegangan. Dalam pertarungan hidup mati, Argo, Rika, dan Bimo menghadapi dalang di balik ledakan. Adegan aksi digarap dengan intensitas tinggi, adrenalin meronta-ronta seiring tembakan peluru, ledakan granat, dan keputusasaan untuk menyelamatkan kota. Meskipun diwarnai adegan laga memukau, "13 Bom di Jakarta" bukanlah film aksi heroik yang klise. Film ini tidak terjebak dalam pemujaan heroisme, melainkan mempertanyakan harga yang harus dibayar untuk kepahlawanan. Karakter-karakter, meski heroik dalam tindakan mereka, dibebani oleh keraguan, kesalahan, dan trauma. Argo dihantui kegagalan masa lalu, Rika bergulat dengan idealisme dan kenyataan brutal, dan Bimo menyimpan rahasia di balik ketenangannya. Di luar ketegangan aksi, film ini juga menyuarakan pesan kuat tentang ketahanan manusia.

Terorisme memang menghancurkan, tetapi film ini menunjukkan bahwa dalam reruntuhan harapan, masih ada benih-benih ketabahan yang tak terpadamkan. Para korban bersatu dalam duka, saling menguatkan, dan mencoba membangun kembali kehidupan mereka. Para detektif pantang menyerah, terus mengejar keadilan meski nyawa mereka terancam. Namun, "13 Bom di Jakarta" bukannya tanpa kekurangan. Plotnya, meski menawan, bisa ditebak di beberapa titik. Pengembangan karakter pendukung juga terasa kurang dalam, meninggalkan ruang kosong untuk eksplorasi lebih lanjut. Selain itu, penggambaran ekstremisme agama mungkin dianggap terlalu sederhana oleh sebagian penonton.

Terlepas kekurangan tersebut, "13 Bom di Jakarta" tetaplah film yang layak ditonton. Film ini memaksa kita untuk merenungkan biaya kemanusiaan dari terorisme, merayakan ketahanan manusia, dan mempertanyakan pilihan-pilihan yang kita buat dalam menghadapi kekerasan. Ini bukan sekadar tontonan menegangkan, tetapi sebuah eksplorasi kemanusiaan yang menggugah pikiran dan menyentuh hati.

Kekuatan

13 Bom di Jakarta adalah film yang dibuat dengan baik. Adegan aksinya difilmkan dengan baik dan sangat realistis. Penampilan para aktornya juga meyakinkan dan sarat emosi. Adegan aksi dalam film ini sangat mendebarkan dan difilmkan dengan sangat baik. Adegan-adegan ini terasa realistis dan membuat penonton merasa seperti berada di tengah-tengah aksi. Penampilan para aktornya juga sangat meyakinkan. Chicco Kurniawan, Ardhito Pramono, dan Lutesha semuanya memberikan penampilan yang kuat dan sarat emosi.

Selain itu, film ini juga mengeksplorasi tema-tema penting dengan cara yang menarik dan relevan. Film ini mengeksplorasi dampak emosional dari terorisme pada baik korban maupun penyelidik. Film ini juga mengajukan pertanyaan penting tentang sifat manusia, pilihan yang kita buat, dan konsekuensi kekerasan.

Kekurangan

Namun, film ini juga memiliki beberapa kekurangan. Plotnya bisa ditebak di beberapa tempat, dan pengembangan karakternya bisa lebih dalam, terutama untuk pemeran pendukung. Selain itu, penggambaran ekstremisme agama dalam film ini mungkin dianggap terlalu sederhana oleh beberapa penonton.

Plot film ini bisa ditebak di beberapa tempat. Misalnya, penonton mungkin bisa menebak siapa dalang di balik serangan tersebut sejak awal. Pengembangan karakter juga bisa lebih dalam, terutama untuk pemeran pendukung. Misalnya, penonton mungkin ingin tahu lebih banyak tentang latar belakang dan motivasi para korban serangan. Selain itu, penggambaran ekstremisme agama dalam film ini mungkin dianggap terlalu sederhana oleh beberapa penonton. Misalnya, film ini menggambarkan para pelaku terorisme sebagai orang-orang yang hanya dimotivasi oleh kebencian dan agama.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun